TGB Muhammad Zainul Majdi berdoa (ilustrasi) |
Dr KH Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menjelaskan tiga kondisi umat yang melatarbelakangi Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali hingga menulis kitab Ihya' 'Ulumiddin.
Tiga kondisi umat yang dijelaskan oleh TBG dalam kajian ma'rifatullah di Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat pada Kamis (15/3/18) ini terjadi juga pada umat Islam hari ini.
"Fatwa-fatwa yang tidak melahirkan solusi, justru memperpanjang masalah." kata TGB menjelaskan kondisi pertama umat di masa Imam Al-Ghazali.
Menurut TGB, kondisi ini juga dihadapi umat Islam akhir zaman. Banyak terdapat fatwa atau nasihat yang justru membuat masalah semakin keruh, bukan terselesaikan.
Kondisi kedua, lanjut Gubernur Nusa Tenggara Barat 2 periode ini, adalah ketika agama hanya dijadikan ajang perdebatan. Karena dijadikan perdebatan, kata TGB, maka agama hanya menjadikan hati menjadi keras, padahal agama, seharusnya membuat hati lembut.
"Agama hanya dijadikan sarana perdebatan di ruang-ruang diskusi kemudian menghasilkan hati yang tidak dekat dengan Allah, tetapi hati yang lebih keras (bersifat sombong)." lanjut TGB.
Sedangkan yang ketiga, kata TGB, agama hanya menjadi gambaran indah baik dalam syair maupun kata-kata tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi oleh umat.
"Agama berwujud syair-syair yang indah tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi oleh umat." tegasnya.
TGB juga mengajak jamaah agar semakin bersemangat dalam menelaah peninggalan ulama-ulama terdahulu. Meski ditulis ratusan bahkan ribuan tahun silam, substansi-substansi yang termaktub dalam kitab-kitab tersebut tetaplah relevan.
"Mari semangat mempelajari apa yang diwariskan oleh para ulama besar. Boleh kitab itu ditulis 600 atau 800 tahun yang lalu, tetapi sesungguhnya substansi-substansinya selalu relevan." katanya, tersenyum.
Meski ada perbedaan dalam banyak hal, ungkap TGB, tetapi fenomena-fenomena yang dihadapi umat mengalami pengulangan atau repetisi. "Hal-hal yang menyangkut keumatan sering terjadi pengulangan-pengulangan." pungkasnya. [Tarbawia]