Hafalan Al-Qur'an Tetap Kuat Meski 10 Tahun Jabat Gubernur, Ini Rahasia yang Diungkap TGB M Zainul Majdi



Meski menjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama sepuluh tahun, hafalan Al-Qur'an Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi tetap kuat. TGB membagikan kiat yang selama ini dilakukan dihadapan 2800an jamaah kaum Muslimin.





"Jadi kata kuncinya cuma mengulangi saja. Mengulangi. Mengulangi. Terus mengulangi." kata TGB saat menjadi penceramah dalam kajian ma'rifatullah di Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat pada Kamis (15/3/18).

TGB mengulangi hafalan kapan saja, terutama di waktu-waktu luang. "Ambil waktu yang luang dan lapang." lanjutnya menjawab pertanyaan jamaah akhwat.

Dalam proses mengulang hafalan atau kerap dikenal dengan istilah muroja'ah itu, TGB juga menganjurkan agar umat Islam memanfaatkan kecanggihan dan kemudahan yang disajikan oleh teknologi.

"Sekarang teknologi sudah sangat memudahkan." terangnya.

Lelaki kelahiran Lombok Timur ini menjelaskan, mengulang hafalan saat ini tak sesukar zaman dahulu. Dahulu, mengulang hafalan susah dilakukan karena harus menemui guru dan melihat mushaf. Namun saat ini, cukup dengan ear phone dan ponsel canggil, mengulang hafalan bisa dilakukan dan bebas memilih syeikh/qori' tertentu.

TGB melanjutkan, memperbanyak pengulangan hafalan merupakan kunci utama karena hafalan Al-Qur'an disebutkan lebih mudah hilang dibandingkan unta liar yang terikat. 





"Jadi sebanarnya katsratul muroja'ah saja kuncinya. Karena ada ungkapan, 'Hafalan itu lebih liar dari unta liar yang diikat'. Itu cemburunya Al-Qur'an." lanjutnya menjelaskan.

Unta liar, kata TGB, cara satu-satunya menjaganya supaya tidak lari adalah dengan mengikatnya secara kencang-kencang. Bahkan jika diikat kencang, lanjut TGB, unta liar itu masih berusaha kabur.

"Kendor dikit (ikatannya), (Unta) kabur. Hafalan Al-Qur'an, lebih cepat hilangnya dari hal itu." tegas doktor tafsir Al-Qur'an lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini.

Sehingga, tegasnya, kiat agar hafalan kuat adalah dengan senantiasa mengulanginya. "Maka ikat dia (hafalan Al-Qur'an) dengan terus mengulang. Itu saja. Gak ada teori yang lain. Ulang saja. Terus ulangi. Dan sekarang teknologi sangat memudahkan. Alhamdulillah." katanya.

Selain itu, TGB berpendapat bahwa aktivistas, profesi, atau pekerjaan apa pun hendaknya tidak dijadikan alasan untuk tidak menghafal Al-Qur'an atau tidak mengulangi hafalan.

"Bukan karena menjadi Gubernur kemudian kesulitan menjaga hafalan. Tugas apa pun, sama saja. Menjadi pendidik, pedagang, Gubernur, Bupati, apa pun; itu bisa saja mengganggu hafalan kalau tidak menjaga hafalan itu." terangnya. [Tarbawia]