Banyak yang tidak sadar, tapi ini nyata. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan piawai memanfaatkan media sosial untuk mengabarkan kinerja sekaligus menarik hati masyarakat Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Saat Pemerintah Kota Bogor memberi tahu bahwa DKI Jakarta akan mendapat kiriman air banjir, Anies Baswedan langsung melakukan pengecekan bendungan Manggarai dan kembali mengamati bendungan pada dini hari.
Anies melakukan tindakan preventif dan membuktikan kepeduliannya. Tidak perlu menyalahkan siapa pun dengan menyatakan adanya sabotase pompa, kabel di got, atau modus kepingin menjadi Presiden.
Ketika isu rumah kumuh mengemuka, Anies memilih melakukan pengecatan kampung sembari terus melanjutkan program pemerintah terkait hunian warga, termasuk mengebut pelaksanaan rumah DP 0 rupiah.
Pengecatan kampung itu, biayanya murah, menjadi pembicaraan positif dan memang menggembirakan kalau dilihat dengan mata dan hati.
Dalam pertemuan dengan ulama yang rawan diselewengkan isunya oleh musuh politik, Anies memilih mengunggah Rifdah yang juara 2 MHQ Internasional. Tulisan Anies tentang perjuangan Rifdah menyentuh perasaan, lalu viral. Dlama satu hari, unggahan tersebut merupakan yang paling ramai di dunia maya.
Apalagi dengan bumbu bahwa ruangan di Balai Kota tersebut jarang digunakan untuk membaca Al-Qur'an oleh pemimpin sebelumnya dan hadiah haji bagi Rifdah dan kedua ortu serta pembimbing dan suaminya dari ulama Arab Saudi.
Terbaru, Anies menjenguk Rifai yang menjadi korban karena merelakan bajunya demi menyelamatkan seorang kakek dalam insiden kebakaran di Taman Kota pada Kamis (29/3/18) malam.
Rifai menderita luka bakar sebanyak 60,%, dioperasi selama 4 jam, biaya ditanggung pemerintah provinsi. Anies kembali merespons dengan cerdas, elegan, tanpa menimbulkan keributan berupa kalimat-kalimat kasar seperti disampaikan pemimpin sebelumnya.
Seperti inilah seharusnya akun medsos para pemimpin. Pilihlah sudut yang asyik dikunyah dan membumi dengan tetap bekerja secara profesional di balik layar.
Semoga ke depan kita bisa menikmati kajian tafsir, pidato kebangsaan, atau sajian bergizi seperti seminar motivasi/bisnis dari para pemimpin kita, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan insya Allah negara.
Inilah spirit politik Islam yang disampaikan oleh Anis Matta, "Politisi Muslim harus bisa mengubah kompetisi politik dari dangerous game menjadi attractive game." [Tarbawia]