Namanya Disebut Novanto di Sidang e-KTP, Puan Ada di Singapura
Bacaan - Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto menyebut duit megaproyek itu mengalir juga ke Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani. Saat ini Puan diketahui sedang berada di Singapura.
Nama Puan disebut Novanto dalam kapasitas sebagai Ketua Fraksi PDIP saat proyek e-KTP bergulir. Novanto menyebut uang untuk Puan dan Pramono diberikan oleh seseorang bernama Made Oka Masagung. Novanto mengaku mendapat cerita soal duit untuk Puan dan Pramono ini dari Made dan Andi Agustinus alias Andi Narogong.
"Oka menyampaikan dia menyerahkan uang ke dewan, saya tanya 'wah untuk siapa'. Disebutlah tidak mengurangi rasa hormat, saya minta maaf, waktu itu ada Andi untuk Puan Maharani 500 ribu dan Pramono 500 ribu dolar," ujar Novanto ketika menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus korupsi proyek e-KTP dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (22/3/2018).
Ketua majelis hakim Yanto meminta Novanto mengulangi pernyataannya. "Untuk siapa? Ulangi," kata Yanto.
"Bu Puan Maharani waktu itu Ketua Fraksi PDIP dan Pramono adalah 500 ribu ini hal-hal," ucap Novanto.
Puan belum bisa dimintai respons soal tudingan tersebut. Saat ini Puan sedang menghadiri Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN atau ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting ke-19 di Singapura.
Puan Menghadiri Sidang Dewan Menteri ASCC
Sidang yang dihadiri oleh Menteri dari 10 negara ASEAN ini membahas berbagai isu penting terkait dokumen-dokumen Pilar Sosial Budaya ASEAN yang akan diadopsi oleh para Pemimpin Negara ASEAN dalam KTT ASEAN ke-32 dan ke-33. Dalam pertemuan tersebut, Puan selaku ASCC Minister Indonesia menyampaikan persetujuan Indonesia atas dokumen-dokumen yang akan diangkat dalam KTT ASEAN.
Salah satu dokumen penting menurut Puan adalah Regional Action Plan of The Vientiane Declaration on The Transition from Informal Employment to Formal Employment towards Decent Work Promotion in ASEAN yang memuat road map transisi pekerja informal ke formal untuk meningkatkan aspek perlindungan pekerja.
Tidak hanya menghadiri sidang tingkat ASCC, Menko PMK juga menghadiri acara ASEAN Social Impact Awards dan menyaksikan penyerahan penghargaan bagi insan berprestasi di bidang wirausaha sosial yang berdampak positif pada komunitas.
Diantara 6 (enam) kandidat di final ASEAN Social Impact Awards, terdapat 4 (empat) kandidat yang merupakan aktivis sosial dari Indonesia. Para kandidat dari Indonesia adalah Goris Mustaqim dengan program Rumah Sehat Garut; Irfan Amalee dengan program Peace Generation; Maria Loretha dengan program Cinta Alam Pertanian dan Tri Mumpuni dengan program People Centered Bussiness and Economic Institute (IBEKA). Tri Mumpuni dari Indonesia pada akhirnya keluar sebagai pemenang ASEAN Social Impact Awards 2018. [detik]