LOMBOK TIMUR - Forum Jurnalis Muslim (Forjim) bekerja sama dengan Yayasan Pendidikan Hamzanwadi menyelenggarakan pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa IAIH, STKIP dan Universitas Hamzanwadi, Pancor, Kabupaten Lombok Timur Ahad, (18/2).
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Forjim Dudy Sya'bani Takdir menyampaikan bahwa para mahasiswa harus mampu memilah berita dan informasi. Hal itu, kata Dudy, sesuai dengan perintah Allah dalam Q.S Al-Ahzab, Al-Hujurat dan Al-Isra.
"Masyarakat hari ini mudah termakan oleh berita-berita bohong (hoax). Menyebarkan informasi sangat cepat tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu. Akhirnya, pikiran-pikiran kita hanya dipenuhi oleh informasi yang tidak menambah pengetahuan," ujar Dudy.
Hal senada diungkapkan Ketua Bidang Data dan Informasi Forjim Ahmad Zuhdi, fenomena masyarakat saat ini, kata Zuhdi, lebih menyukai berita bombastis yang terdapat di sejumlah media online. Faktor kecepatan dalam menyajikan berita menjadi salah satu tolak ukur pembaca memilih berita.
"Kelemahan media massa saat ini cepat memberikan berita, namun terkadang tidak tepat dan akurat. Meskipun setelah itu ada hak klarifikasi," tutur jurnalis Wartapilihan.com ini.
Sementara itu, Sekretaris Umum Forjim Ibnu Syafaat menambahkan, mahasiwa dan mahasiswi muslim harus mampu melawan opini yang menyudutkan Islam dan umat Islam melalui media. Pasalnya, syariat Islam acapkali dijadikan alat untuk kriminalisasi umat Islam dan membangun islamophobia.
"Ciri-ciri teroris mengapa selalu dikaitkan dengan orang yang berjenggot, berbekam, jidatnya hitam, celana mengatung, dan memiliki istri bercadar. Teman-teman yang suka bekam hati-hati kalau gitu," kata Syafaat disambut tawa para mahasiswa.
Untuk itu, Syafaat mengajak mahasiswa agar mengambil bagian berdakwah melalui media untuk meluruskan anggapan keliru tersebut. "Jadi teman-teman tak harus berkerja di media massa. Teman-teman bisa memanfaatkan media sosial seperti YouTube untuk berdakwah melawan stigmatisasi negatif terhadap umat Islam," ungkap Syafaat.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan Forjim memberikan materi video jurnalistik, dasar-dasar jurnalistik dan analisis wacana.
Sebelum pelatihan dimulai, pengurus Forjim juga menyempatkan ziarah ke makam pendiri Nahdhatul Wathan, Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid.*