Kebiasaan masyarakat di setiap penjuru nusantara ketika menghadapi suatu acara sakral baik itu syukuran atau riungan adat dan acara spesial lainnya biasanya menghadirkan masakan khas seperti nasi tumpeng. Nasi tumpeng ini tersaji dengan bentuk mengerucut ke atas dengan warna kuning dari campuran kunyit atau ada juga yang putih polos tanpa campuran kunyit dengan pelengkap sajian ayam panggag atau goreng yang juga sering disebut dengan bakakak beserta lalapan, lauk pauk, sayuran serta pelengkap sajian lainnya.
Bahan-bahan
- 10 porsi
- 800 gram beras putih
- 200 gram beras ketan
- 1200 santan
- 1 sdm kunyit halus
- 2 sdm garam
- 4 lembar daun salam
- 1 lembar daun pandan
- 2 batang sereh
- 1 sdm air jeruk nipis
- 2 lembar daun jeruk (tambahan saya)
Langkah
- Campur beras dan beras ketan, cuci bersih, tiriskan dan kukus (saya kukus 20 menit)
- Masak santan dengan daun salam kunyit bubuk, pandan, serai dan daun jeruk. Tambahkan garam. Masak hingga mendidih (kunyit tidak saya saring, karena tidak ada ampasnya)
- Masukkan beras yang masih panas kedalam santan aduk rata. Biarkan santan terserap habis. Dan beras menjadi aron, tuangi air jeruk nipis. Aduk rata
- Kukus beras aron selama 20 menit (saya >35 menit, karena lebih banyak).
- Cetak dengan cetakan tumpeng yang ujungnya lancip. Dan hidangkan dengan pelengkap
- Pelengkap nasi saya kali ini tidak banyak. Hanya kering tempe teri kacang (sisa acara gathering), telur rebus yang saya bentuk burung, ayam goreng dan perkedel kentang juga mie goreng.
sumber:www.cookpad.com