Meski namanya mengandung kata Sianok, letaknya bukan di Ngarai Sianok, Bukttinggi. Bofet kecil ini terletak di kawasan Pasar Payakumbuh, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No 8. Dalam budaya kuliner Minang, tempat makan memiliki beberapa jenis nama sesuai makanan yang disajikan. Disebut bofet bila sebuah tempat makan sederhana menyajikan makanan sepinggan (one dish meal), yaitu seporsi makanan dalam satu piring.
Di Bofet Sianok, menu yang ditawarkan cukup beragam dan kebanyakan adalah menu sarapan, tentu saja khas Minang. Menu spesifik, sebutan untuk menu yang ditonjolkan di sebuah tempat makan di Minang, di Bofet Sianok adalah ampiang dadiah, ampiang putih, dan sari kaya ketan. Namun, nasi goreng yang gurih dengan taburan dendeng krispi potong kecil, mi rebus yag segar dan bertabur kerupuk merah khas Minang, mi goreng, dan soto Minang sangat sayang kalau sampai dilewatkan. Menu-menu yang disebut terakhir merupakan menu tambahan sejak tahun 2001. Tepatnya, setelah Uni Rat, yang kini mengelola bofet, meneruskan usaha kedua orangtuanya. Tak ketinggalan, menu khas seperti bubur kampiun.
Pukul 05.30, semua menu sudah bisa dipesan lantaran bofet yang didirikan sejak 1977 silam ini sudah buka. Pada pukul 11.00-12.00, biasanya seluruh menu sudah habis dan harus dibuat lagi. Kalaupun tidak habis, masih bisa dipanaskan agar tidak basi. Untuk satu porsi bubur kampiun, harganya Rp 6000. Namun, bila satu porsi terdiri dari dua jenis bubur atau lebih, harganya menjadi Rp 8000. Bubur kampiun ini, menurut Uni Rat, menjadi langganan Kantor Walikota dan PLN setempat setiap kali ada acara. Sementara itu ampiang dadiah, dijual seharga Rp 20.000 per porsi. Sedangkan, sari kaya ketan, gado-gado, mi tahu, dan pecak lontong masing-masing dijual Rp 13.000 per porsi. Anda bisa menikmati menu-menu ini sampai Bofet Sianok yang digawangi delapan pegawai tutup pukul 23.00. Rasa makanannya yang lezat membuat tempat makan ini tak pernah sepi pembeli, terutama di pagi hari.