Dalam Al-Qur'an disebutkan,"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan ) orang. Allah menyukai orang-orang yang menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan," (QS Ali Imran : 133-134).
Dari ayat ini mengisyaratkan tentang janji Allah bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu ampunan dan syurga. Untuk mendapatkan 2 hadiah istimewa ini para mufasir menfasirkan 3 perkara yang harus dikerjakan.
Berinfak Di Waktu Lapang dan Sempit
Adalah sesuatu yang wajar jika seorang kaya berinfak. Tapi bagaimana bila si miskin bersedekah ? Memang berat, karena sikap dan tabiat manusia yang kikir ditambah lagi bisikan setan agar tidak mau melepaskan sebagian haknya kepada orang lain dengan seikhlas hatinya lantaran takut miskin.
Tapi jika seorang yang bertakwa dan mengetahui bahwa segala harta bendanya itu hanyalah titipan Allah dan terdapat hak-hak orang lain di dalamnya maka sesungguhnya sifat dan tabiat kekikiran dan tipuan setan itu mudah dikikis.
Karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah tipu daya yang lemah. Inilah janji Allah yang akan menggandakan 700 x lipat pahala bagi orang-orang yang mau menafkahkan hartanya dalam keadaan sempit.
Menahan Amarah
Ini juga suatu perbuatan yang sulit dan berat. Apalagi kalau marah di saat kita pada posisi kuat, punya kekuasaan atau power. Amatlah mudah untuk membalas atau menyakiti orang lain. Karena itulah mereka yang mampu mengendalikan amarahnya di saat ia mampu membalas adalah orang-orang yang kuat dan yang akan mendapatkan surga dan ampunan Allah.
Saat seseorang marah setan menguasai hati dan akal. Karena tidak akan mampu memberikan penalaran yang baik terhadap kondisi sekitar, maka sulit untuk mengontrol perbuatan-perbuatan dosa seperti menyakiti secara lisan atau fisik hingga terjadi pembunuhan,
Api yang membakar hati orang tersebut hanya bisa dipadamkan dengan cara-cara Rasullullah SAW seperti pindah tempat, berganti posisi dan berwudhu.
Memaafkan Kesalahan Orang
Inilah sesuatu yang sangat berat, jika mampu mengendalikan maka hikmahnya sangat luar biasa.
Bagaimana tidak, saat kita disakiti orang lain dengan perkataan ataupun perbuatan, sebagai manusia normal tentunya ingin membalasnya, bahkan lebih setimpal. Akan tetapi jika kita mampu memaafkan orang yang menyakiti dan menyerahkan semua urusannya kepada Allah, maka kita telah menghilangkan penyakit pada hati, melapangkan dada, menjadi orang yang benar-benar pemaaf dan berjiwa besar.
Pada salah satu riwayat Imam Muslim terdapat seorang sahabat mendapat sebutan calon penghuni surga dari Rasul SAW. Para sahabat lain bertanya kenapa demikian. Saat dilihat amalan yang dilakukannya ternyata sahabat tersebut setiap malamnya sebelum tidur senantiasa memaafkan kesalahan saudara-saudaranya di hari itu.
Dari ayat ini mengisyaratkan tentang janji Allah bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu ampunan dan syurga. Untuk mendapatkan 2 hadiah istimewa ini para mufasir menfasirkan 3 perkara yang harus dikerjakan.
Berinfak Di Waktu Lapang dan Sempit
Adalah sesuatu yang wajar jika seorang kaya berinfak. Tapi bagaimana bila si miskin bersedekah ? Memang berat, karena sikap dan tabiat manusia yang kikir ditambah lagi bisikan setan agar tidak mau melepaskan sebagian haknya kepada orang lain dengan seikhlas hatinya lantaran takut miskin.
Tapi jika seorang yang bertakwa dan mengetahui bahwa segala harta bendanya itu hanyalah titipan Allah dan terdapat hak-hak orang lain di dalamnya maka sesungguhnya sifat dan tabiat kekikiran dan tipuan setan itu mudah dikikis.
Karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah tipu daya yang lemah. Inilah janji Allah yang akan menggandakan 700 x lipat pahala bagi orang-orang yang mau menafkahkan hartanya dalam keadaan sempit.
Menahan Amarah
Ini juga suatu perbuatan yang sulit dan berat. Apalagi kalau marah di saat kita pada posisi kuat, punya kekuasaan atau power. Amatlah mudah untuk membalas atau menyakiti orang lain. Karena itulah mereka yang mampu mengendalikan amarahnya di saat ia mampu membalas adalah orang-orang yang kuat dan yang akan mendapatkan surga dan ampunan Allah.
Saat seseorang marah setan menguasai hati dan akal. Karena tidak akan mampu memberikan penalaran yang baik terhadap kondisi sekitar, maka sulit untuk mengontrol perbuatan-perbuatan dosa seperti menyakiti secara lisan atau fisik hingga terjadi pembunuhan,
Api yang membakar hati orang tersebut hanya bisa dipadamkan dengan cara-cara Rasullullah SAW seperti pindah tempat, berganti posisi dan berwudhu.
Memaafkan Kesalahan Orang
Inilah sesuatu yang sangat berat, jika mampu mengendalikan maka hikmahnya sangat luar biasa.
Bagaimana tidak, saat kita disakiti orang lain dengan perkataan ataupun perbuatan, sebagai manusia normal tentunya ingin membalasnya, bahkan lebih setimpal. Akan tetapi jika kita mampu memaafkan orang yang menyakiti dan menyerahkan semua urusannya kepada Allah, maka kita telah menghilangkan penyakit pada hati, melapangkan dada, menjadi orang yang benar-benar pemaaf dan berjiwa besar.
Pada salah satu riwayat Imam Muslim terdapat seorang sahabat mendapat sebutan calon penghuni surga dari Rasul SAW. Para sahabat lain bertanya kenapa demikian. Saat dilihat amalan yang dilakukannya ternyata sahabat tersebut setiap malamnya sebelum tidur senantiasa memaafkan kesalahan saudara-saudaranya di hari itu.