TKI Meninggal di Malaysia, Jenazahnya Penuh Bekas Jahitan dan Organ Tubuhnya Hilang ! Ini 7 Faktanya


Kabar kematian Milka Boimau di Malaysia menambah panjang daftar Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang meninggal dunia di negeri orang.

Yang membuat miris adalah kondisi jenazahnya yang penuh dengan jahitan di tubuh.

Selain itu, kepalanya juga seperti ada luka terbentur.

Dan yang parahnya lagi organ tubuhnya ada yang hilang.

Pihak keluarga pun tak terima dengan kondisi tubuh Milka yang sudah tak utuh tersebut.

Berikut sederet fakta soal kematian Milka yang dinilai janggal.

1. Penuh Jahitan

Dikutip dari Pos Kupang, Milka TKI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia di Malaysia pada 7 Maret 2018.

Jenazahnya tiba di Kupang, Minggu (11/3/2018) siang.

keluarga pun terkejut ketika membuka peti dan mendapati sekujur tubuh Milka penuh dengan jahitan.

Bekas jahitan terlihat dari pangkal perut hingga bagian dada, membentuk garis lurus.

Selain itu, pada bagian telinga berwarna hitam seperti bekas pukulan.

2. Diduga Meninggal Tak Wajar

Mengetahui hal tersebut, pihak keluarga pun langsung melapor kepada pihak kepolisian.

"Kami sudah lapor ke Satgas Trafficking Polda NTT dan hari ini saya dipanggil untuk memberikan keterangan ke polisi," ucap juru bicara keluarga, Agustinus Boimau dikutip Kompas.com.

Menurut Agustinus, keluarga ingin kasus ini dibawa ke ranah hukum agar polisi bisa mengusut tuntas penyebab tubuh Milka penuh jahitan.

Ia menilai, kematian kakaknya itu tidak wajar, karena beberapa saat sebelum meninggal, Milka sempat menelepon dirinya.

"Kita serahkan semua kepada polisi dan kita berharap agar masalah ini bisa ditangani secepatnya," imbuhnya.

3. Kuburan Kembali Digali

Pada Senin (26/3/2018), pihak kepolisian pun kembali membongkar makam Milka untuk kepentingan autopsi.

Penggalian kembali oleh aparat kepolisian itu karena keluarga korban tidak menerima kematian korban yang penuh dengan jahitan di tubuh.

Kerabat alm. Milka kepada Pos Kupang, Senin Sore mengatakan, proses otopsi sudah dilakukan.

"Otopsi sudah dilakukan. Keluarga menduga ada kekerasan. Karena kepala belakang bagian kiri berwarna biru blau. Otak kecil hancur, organ tubuh sudah tercerai berai. Bahkan Hati dan ginjal korban sudah tidak ada," kata Kerabat korban, Veronika Ata.

Meski demikian, kata Veronika, pihak keluarga masih menunggu info resmi hasil otopsi itu dari dokter.

"Keluarga akan menunggu bagaimana hasil otopsinya disampaikan secara resmi oleh pihak polisi," kata Veronika.

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia NTT, Maria Hingi kepada Pos Kupang dari Desa Kotabes, Senin (26/3/2018) mengatakan, saat ini proses penggalian kubur almarhumah Milka tengah dilakukan.

Proses penggalian disaksikan keluarga korban dan warga di desa tersebut.

Para aktivis peduli perempuan juga ikut hadir menyaksikan proses penggalian kubur korban.

4. Hati dan Ginjalnya Hilang

Selain bekas jahitan, pihak keluarga juga terkejut kalau ternyata hati dan ginjal milik Milka Boimau sudah tidak ada.

Hal itu ditemukan saat polisi kembali melakukan otopsi usai membongkar kembali makam Milka.

Sementara itu, kakak kandung Milka, Saul Boimau mengaku, keluarga tidak setuju dengan proses otopsi yang dilakukan pihak rumah sakit Malaysia.

"Kami tidak terima baik dengan kondisi adik kami. Ini jahitan apa. Kalau mau otopsi atau operasi, harus koordinasi dengan kami sebagai keluarga. Harus ada persetujuan dari kami sebagai keluarga," tegas Saul.

Menurut Saul, semua keluarga tidak terima dengan kondisi jenazah Milka, yang penuh jahitan mulai dari leher, hingga perut bagian bawah.

Bukan hanya itu saja, pada bagian telinga berwarna hitam seperti bekas pukulan.

5. Disebut Meninggal Karena Sesak Napas

Keluarga mendapat keterangan dari KJRI Penang kalau Milka meninggal karena sesak napas akibat inseksi paru-paru.

Seharusnya, menurut keluarg tidak perlu dilakukan otopsi.

"Kenapa sakitnya hanya sesak napas, tapi jahit begini banyak, mulai dari leher sebelah menyebelah, hingga perut," ucapnya.

6. Keluarga Menolak Uang 2 ribu ringgit

Keluarga Milka Boimau menolak uang yang akan diberikan seorang agen asal Malaysia.

Agen yang tidak diketahui jelas identitasnya itu meminta nomor rekeningnya untuk mentransfer sejumlah uang.

Perihal rencana pemberian uang oleh agen asal Malaysia diungkapkan adik kandung Milka, Agustinus Boimau.

"Agen itu telepon saya kemarin (Selasa) sore, mau kasih uang 2.000 ringgit Malaysia. Katanya uang itu dari tangannya sendiri," kata Agustinus kepada Kompas.com, Rabu (14/3/2018) pagi.

"Saya kemudian menolak karena saya sudah buat laporan polisi. Nanti kalau polisi sudah setuju untuk saya terima uang itu, saya akan terima," sambungnya.

7. Ada 2 TKI yang Meninggal

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Kupang Timoteus K Suban mengatakan, dua TKI itu meninggal karena sakit.

Timoteus menjelaskan, dua orang TKI yang meninggal itu yakni Mateus Seman asal Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai dan Milka Boimau asal Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang.

"TKI Mateus meninggal di Tawau Malaysia, 5 Maret 2018, karena sakit jantung. Sedangkan Milka Boimau meninggal di Penang, 7 Maret 2018 karena infeksi paru-paru,".