Menteri Basuki Buka-bukaan Soal Tarif 'Tol Jokowi' yang Disebut Mahal


Menteri Basuki Buka-bukaan Soal Tarif 'Tol Jokowi' yang Disebut Mahal

Bacaan - Pagi ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama sejumlah operator jalan tol menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Maksud kedatangannya untuk melaporkan keluhan masyarakat soal tarif jalan yang dianggap mahal. Tarif tol yang dimaksud terutama yang diresmikan di era Presiden Jokowi.

"Beliau menanyakan tarif tolnya ini bagaimana cara menghitungnya. Dia mendengar keluhan para pengemudi (soal tarif tol mahal)," kata Basuki di komplek Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Dalam kesempatan tersebut, ia pun membeberkan rincian data yang menunjukkan perbedaan tarif jalan tol yang dibangun di era sebelum Presiden Jokowi dan era saat ini.

"Jadi ini tarif tol selama 4 dekade mulai 1980 hingga 2000. Ini kan ada ruas tolnya dari Jagorawi ke Palimanan Kanci ini tarifnya Rp 212-416 per Km," beber dia.

Ia melanjutkan, di era tahun 2000-2010 seperti contohnya tol Ulujami tarifnya sekitar Rp 709 per km. Lalu pada tahun 2011, Surabaya-Mojokerto, Bogor, Bali, tarifnya Rp 900-1.000 per Km.

"Untuk 2015, ini yang baru beroperasi hingga 2018 nanti ini, (tarifnya) Rp 750-1.500 per km. Ini yang disebut mahal," kata Basuki.

Basuki menjelaskan, lebih mahalnya tarif jalan tol yang dibangun saat ini, merupakan konsekuensi dari tingginya biaya investasi yang diperlukan untuk membangun jalan tol saat ini dibandingkan dengan jalan tol sebelumnya.

Hal itu tak lain disebabkan oleh kenaikan biaya konstruksi, harga material hingga biaya pemanfaatan teknologi imbas dari kenaikan inflasi.

"Kalau lihat inflasi ini masih bisa dibilang wajar. Lalu lihatnya dari mana? Ini karena untuk biaya konstruksinya ini pajak, bunga dan lain-lain (yang lebih mahal)," tandasnya. [detik]