Kalau Lakukan 3 Hal Ini di Berau, Ustadz Somad Dituduh ISIS

Ustadz Abdul Somad Lc MA ceramah di Masjid Royatul Ikhlas Berau Kalimantan Timur pada Kamis (29/3/18) pagi.

Menyampaikan ajaran berat dengan cara ringan dan kocak adalah salah satu ciri Ustadz Abdul Somad Lc MA. Seperti yang dilakukan sang dai di Masjid Rayatul Ikhlas, Berau, Kalimantan Timur pada Kamis (29/3/18) pagi.





Jika melakukan tiga hal ini, kata Ustadz Somad, ia mungkin akan dituduh ISIS oleh jamaah.

"Kalau saya melakukan yang tiga tadi di Berau tadi (saat menjadi imam Shalat Subuh), saya yakin selesai shalat jamaah mulai berbisik-bisik bahwa ini ISIS." kata Ustadz Somad disambut tawa hadirin.

Yang dimaksud oleh dai lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini adalah adanya perbedaan di antara umat Islam dalam perkara cabang agama.

Berdasarkan penjelasannya, madzhab Maliki memiliki 3 perbedaan yang terlihat dengan madzhab Syafi'i. Meliputi: tidak bersedekap setelah takbiratul ihram, tidak membaca basmalah dalam surat Al-Fatihah dan melakukan qunut dengan suara lirih sebelum ruku' (setelah membaca surat). 




"Ini madzhab Maliki," kata Ustadz Somad menjelaskan. 

Ketiga hal ini sangatlah berbeda dengan apa yang dilakukan oleh penganut madzhab Syafi'i yang bersedekap, membaca basmalah dengan suara kencang, dan membaca qunut saat i'tidal dengan suara keras.

Ustadz Somad menjelaskan, jika dalam suatu masyarakat sudah menganut suatu madzhab, maka tidak diperkenankan bagi orang lain yang datang membawa madzhab baru dan mengacaukan apa yang sudah biasa dilakukan.

"Kalau saya sudah tahu masyarakat Berau mengamalkan satu madzhab Syafi'i, saya tidak boleh datang membawa madzhab baru, mengobok-obok keyakinan mereka. Karena tidak semuanya ulama'." kata Ustadz Somad menjelaskan.

Perbedaan madzhab, berdasarkan penjelasan dai asal Pekanbaru Riau ini, terjadi karena adanya perbedaan dalam mengambil riwayat yang semuanya benar karena berasal dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. [Tarbawia]