Ustadz Fadlan Garamatan (wi) |
Tarbawia - Tidak semua niat baik dibalas dengan kebaikan. Ungkapan inilah yang dinilai tepat terhadap usaha dakwah dai Papua, Ustadz Fadlan Garamatan.
Laki-laki yang terkenal dengan dai sabun mandi ini justru dilaporkan oleh sekelompok masyarakat lantaran dakwah yang dia lakukan terhadap masyarakat Papua.
"Orang Papua pedalaman, hampir semuanya dikasih bodoh oleh misionaris-misionaris yang datang ke sana. Sehingga saya berusaha melakukan dakwah dengan peta." kata Ustadz Fadlan dalam ceramahnya yang dilaporkan kepada pihak kepolisian ini.
Salah satu peta yang digunakan oleh Ustadz Fadlan dalam berdakwah ialah menggunakan sabun mandi untuk masyarakat yang berada di sekitar pegunungan. Karena, menurutnya, di daerah tersebut masyarakat dilarang mandi dengan menggunakan air bersih.
"Karena saudara-saudara kita di pegunungan itu, di lembah-lembah itu, diajarkan tidak boleh mandi menggunakan air bersih. Mereka boleh mandi tapi dengan menggunakan lemak babi." katanya menjelaskan.
Dalam ajaran mandi menggunakan lemak babi ini, lanjut Ustadz Fadlan, terdapat khasiat agar masyarakat terbebas dari gigitan nyamuk dan mendapatkan kehangatan tubuh.
Selain mandi menggunakan minyak babi, masyarakat juga diajarkan menggunakan koteka sebagai pakaian. Padahal, menurut Ustadz Fadlan, koteka itu digunakan karena keterbatasan pakaian.
Kondisi ini diperparah dengan masuknya orang asing ke dalam Papua yang membawa minuman khamr. Dalam kondisi tanpa pakaian, setelah mandi dengan minyak babi, masyarakat pun diberi minuman sehingga mabuk.
Lantaran mabuk itu, banyak masyarakat yang tidur di kandang bersama babi.
Hal lain yang disebutkan oleh Ustadz Fadlan ialah dilarangnya para ibu memberikan air susu dari pay*dara sebelah kanan. Para bayi hanya diberi air susu dari pay*dara sebelah kiri dan sebelah kanan untuk babi.
"Agar masyarakat Irian tetap bodoh, tertinggal, terbelakang lalu dia buat video, buat foto, buat proposal untuk diberikan ke lembaga sosial di luar negeri." terangnya.
Ujung-ujungnya, kata Ustadz Fadlan, kegiatan massif ini dilakukan untuk membuat citra buruk bagi bangsa Indonesia di mata negara lain. [Tarbawia]