Felix Siauw: Cadar itu Wajar



Pandangan saya tentang cadar sudah jelas, bahwasanya itu hanya hal yang mubah paling tinggi mustahab (disukai) untuk dipakai oleh seorang Muslimah




Istri saya tidak bercadar, begitu juga anak perempuan saya. Sebab saya mengambil pendapat jumhur ulama, bahwa wajah wanita bukan termasuk aurat yang wajib ditutup

Akan tetapi, saya tak pernah melarang cadar, apalagi berkata bahwa cadar itu haram, sebab budaya cadar di kalangan kaum Muslim adalah hal wajar

Yang aneh, apabila ada yang tak suka dengan cadar lalu dia mengaitkan cadar dengan budaya Arab, wahabi, bahkan menilai cadar adalah asal paham radikal

Alasannya yang lain, cadar bukan budaya Indonesia, hingga harus ditolak, bahkan dilarang. Orang begini absurd, dan paham begini dinamakan Islamophobia

Takut terhadap simbol agamanya sendiri, sungguh aneh. Dan orang-orang ini pastilah satu grup dengan yang menuduh bahwa bendera tauhid itu bendera teroris dan Khilafah itu radikal

Tujuan mereka de-Islamisasi. Kaum Muslim tidak boleh nyaman dengan agamanya. Dibuat lebih nyaman pada budaya asing yang bukan Islam, dan pada hal-hal tak manfaat lain




Pikir saja, anggap saja cadar itu seperti orang memakai masker, atau lelaki memakai peci, atau orang umum memakai topi. Sama saja, apa yang perlu untuk dikhawatirkan?

Lucunya, orang-orang semisal ini lebih nyaman dan bisa menghargai mereka yang berbikini, berbaju seksi. Mereka katakan menghargai kekufuran bagian dari toleransi

Tapi begitu melihat kaum Muslim yang ingin lebih dalam dalam memahami agamanya, langsung tuduhan berbagai macam didaratkan, Muslim tak aman dari dirinya

Orang begini merasa diatas Allah. Allah dan Rasul saja tidak melarang, tapi orang-orang ini merasa lebih hebat. Islam harus disesuaikan dengan Indonesia katanya, sombong

Perhatikan saja, orang-orang semisal ini hanya itu-itu saja gerombolannya, satu garis dengan penista agama biasanya, dan sering bermesra dengan penguasa dan pengusaha

Cadar bukan kewajiban Muslimah, tapi melarang memakai cadar, saya menilai ini agendanya lebih besar. De-Islamisasi yang dibungkus de-radikalisasi, ini intinya. []