YASBIR - Jusuf Kalla ditanya: Enak jadi wakil presiden-nya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau Jokowi?
Pertanyaan tak disangka-sangka itu sempat membuat Jusuf Kalla sedikit kaget.
Najwa Shihab memilihkan pertanyaan terbaik dari pemirsa Trans7 itu di acara Mata Najwa edisi perdana di stasiun grup Para, setelah sebelumnya acara tersebut sekian lama tayang di Metro TV.
Lantas apa jawaban JK?
Yang pasti, sempat berhenti mengudara program talk show Mata Najwa kembali tayang di layar kaca yakni Trans 7.
Pada hari Rabu (10/1/2018) pukul 20.00 WIB, Mata Najwa menayangkan edisi perdananya di layar kaca.
Program yang disiarkan langsung dari Balai Sarbini, Semanggi, Jakarta Selatan ini mengusung tema 'Indonesia Rumah kita'.
Turut hadir Hadi Tjahjanto (Panglima TNI), Tito Karnavian (Kapolri), Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), Ahmad Heriawan (Gubernur Jawa Barat), Soekarwo (Gubernur Jawa Timur), Irwan Prayitno (Gubernur Sumatera Barat) M. Zainul Majdi (Gubernur NTB). Syahrul Yasin Limpo (Sulawesi Selatan), dan Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI).
Pada sesi pertama, ada dua tamu yang dihadirkan yakni Hadi Tjahjanto dan Tito Karnavian.
Banyak sekali hal yang dibahas dalam talk show sesi tersebut, namun Najwa lebih memfokuskan pada kemesraan sang Panglima TNI dan Kapolri.
Di sesi kedua, Najwa Shihab mendatangkan lima orang gurbernur pilihan yang mendapatkan ratusan penghargaan.
Dalam kesempatan tersebut, mereka sempat membahas tidak enaknya jadi seorang gubernur.
Begitu juga dengan pengalaman masing-masing gurbernur saat masih menjabat.
Hal tersebut ditanyakan lantaran sebentar lagi Indonesia akan mengadakan pilkada 2018.
Lalu, tamu pamungkas dalam episode perdana Mata Najwa Trans 7 adalah sang Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.
Pada awal sesi tersebut, Najwa Shihab bertanya seputar pilkada 2018.
Mengingat pada pemilihan Gurbernur DKI Jakarta sebelumnya, banyak ISU SARA yang beredar.
Nah, satu hal yang unik dari sesi terakhir ini adalah pertanyaan terakhir di penghujung acara.
Pertanyaan tersebut dilayangkan oleh warganet dengan akun Agus Susanto.
"@Pak JK: enakan mana pak, jadi wapresnya pak Jokowi atau wapresnya pak SBY? Dan apa kelebihan dan kekurangan dari kedua presiden tersebut?" tulisnya.
Setelah mendengar pernyataan itu, Jusuf Kalla langsung tertawa, tak langsung menjawab.
"Tidak etis untuk menilai atasan. Kalau saya menilai tentu tidak enak, tidak bagus, jangan begitu, " jawabnya sembari disambut tertawa dari penonton di studio.
Dengan sigap Najwa Shihab pun menambahkan pertanyaan lain.
"Kalau begitu memuji dua-duanya deh pak. Pujiannya harus beda tapi pak," potong Najwa Shihab.
Akhirnya Jusuf Kalla pun mau melontarkan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Menurut politikus senior asal Sulsel ini, pada era Presiden Joko Widodo, semua hal itu dirapatkan.
"Sehingga rapat itu boleh 2 sampai 3 kali seminggu," ungkap Jusuf Kalla.
"Semua dirapatkan, semua hal-hal dimusyawarahkan," imbuhnya.
Namun, karena keseringan rapat, Jusuf Kalla mengaku jadi tidak bisa pergi ke mana-mana.
"Kalau sekarang, pergi tiba-tiba dipanggil pulang," katanya sembari terkekeh.
Najwa Shihab sebagai host acara tersebut sempat heran.
"Loh, saya ngiranya malah sebaliknya tuh pak? (maksudnya justru zaman Pak SBY yang lebih banyak rapat kabinet dibanding era Jokowi)," sela Najwa.
Tapi setelah itu, Jusuf Kalla malah menambahkan bahwa di era SBY rapatnya hanya sekali dalam seminggu.
"Tapi zaman waktu SBY kurang rapat bagus juga, jadi bebas untuk ke mana-mana," tambahnya politikus senior partai Golkar itu.
Untuk lebih lengkapnya, saksikan videonya pada link di bawah ini.
Untuk pertanyaan soal enaknya zaman SBY dan Jokowi, bisa dimulai dari menit 4.30.
Sumber : tribunnews