Bacaan - Beberapa waktu lalu, sejumlah media asing menuliskan rencana yang mereka anggap menghebohkan dunia dan berpotensi memicu perang dunia ketiga, yakni tentang pembentukan “Tentara Islam”.
Tentara Islam ini didirikan dengan anggota yang berasal dari negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) termasuk Indonesia.
Menurut media-media asing tersebut, Tentara Islam ini didirikan atas ide Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang nantinya akan dikerahkan untuk menyerang Israel dari semua sisi terkait krisis Yerusalem.
Pertanyaannya, benarkah Erdogan mencetuskan ide yang kemungkinan jika terjadi akan memicu konflik dunia bahkan bisa merembet menjadi perang dunia tersebut? Mari kita telusuri.
Dalam menuliskan berita tersebut, media-media asing itu mengutip sebuah artikel dari Yeni Safak berjudul “What if a Muslim army was established against Israel?” yang ditulis 12 Desember 2017 -3 bulan lalu.
Jika diperhatikan dari judul artikel tersebut, itu adalah sebuah kalimat tanya atau pertanyaan. “Bagaimana Jika Tentara Muslim Didirikan Melawan Israel?” Judul tersebut bukanlah pernyataan siapapun termasuk Erdogan, karena bukan merupakan kutipan.
Bahkan jika ditelusuri lebih jauh, tidak ada satu pernyataan pun baik Erdogan sendiri ataupun siapapun yang mengatakan soal pembentukan tentara islam tersebut.
Dalam artikel tersebut, Erdogan hanya berkata seperti berikut.
“Those who think Jerusalem belongs to them today will not be able to find a tree to hide behind tomorrow,” said Erdoğan.
Berikut link artikel tersebut…
Silakan diamati dari kutipan tersebut, adakah pernyataan langsung dari Erdogan soal pembentukan Tentara Islam?
Pun dengan pernyataan Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein yang mengatakan tentara Malaysia siap membela Yerusalem yang ditulis dalam artikel tersebut.
Pernyataan itu dikatakan ketika Trump pertama kali mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Rabu (6/12/2017) silam.
Artikel tersebut kami nilai sebagai sebuah wacana dari Yeni Safak yang mengajak pembaca untuk bersikap kritis terhadap situasi di Yerusalem. Salah satu langkahnya, “mungkin” dengan membentuk tentara islam tersebut –meskipun hanya sekadar wacana.
Lalu bagaimana dengan wacana pembentukan tentara islam itu sendiri untuk menyerang Israel?
Semenjak Presiden Amerika Donald Trump mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel Desember 2017 lalu, berbagai aksi, demonstrasi bahkan gelombang protes, massif dilakukan. Namun sejauh ini tidak ada solusi konkrit atas kisruh tersebut.
Yerusalem, di mana Masjid Al-Aqsha berada di sana, merupakan salah satu situs penting bagi umat islam. Masjidil Al-Aqsha merupakan kiblat pertama umat islam.
Dalam artikel berjudul “What if a Muslim army was established against Israel?” tersebut, penulis mengajak pembaca untuk berpikir lebih jauh. Yakni “bagaimana” langkah riil untuk Yerusalem.
Menurut artikel itu, “jika” militer negara-negara anggota OKI bersatu, mereka akan membentuk tentara terbesar dan terlengkap di dunia. Kata “jika” di sini adalah pengandaian, berandai-andai.
Seperti diketahui, OKI adalah organisasi antar-pemerintah terbesar kedua setelah PBB dengan keanggotaan 57 negara di empat benua. Organisasi adalah suara kolektif dunia Muslim dan dapat menandatangani sanksi militer dan ekonomi.
Jika militer negara-negara anggota OKI bersatu, mereka akan membentuk tentara terbesar dan terlengkap di dunia. Jumlah prajurit yang aktif setidaknya akan 5.206.100, sementara anggaran pertahanan akan mencapai sekitar $ 175 miliar.
Sebagai perbandingan, populasi Israel yang menduduki Palestina adalah 8,547 juta. Sementara populasi Istanbul sendiri lebih dari 14 juta.
Ada 160 ribu tentara aktif di pasukan Israel, dan anggaran pertahanan mereka adalah $ 15,6 miliar, bandingkan dengan angka 5.206.100 prajurit aktif negara-negara islam. Ini sangat jauh perbandingannya.
Namun bagaimana jika “wacana” tersebut akhirnya benar-benar direalisasikan?
Sumber: islampos