Garda Keadilan - Lembaga Political Communication Institute (Polcomm Institute) melakukan survei terhadap tokoh yang dianggap paling cocok menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Survei ini tetap dilakukan meski Ketua Umum Partai Gerindra itu belum menyatakan maju dalam Pilpres 2019.
"Saat ditanya siapa calon wakil presiden apabila Prabowo maju dalam pilpres, mayoritas responden menjawab Gatot Nurmantyo," ujar Direktur Polcomm Institute Heri Budianto dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Dari hasil survei, sebanyak 21,83 persen responden memilih oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo layak untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019.
Posisi kedua ditempati Ketua MPR Zulkifli Hasan. Zulkifli yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) dipilih 18,50 persen responden.
Kemudian, posisi ketiga ditempati Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Putra Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono itu dipilih 15, 50 persen responden. Selanjutnya, posisi keempat ditempati Anies Baswedan.
Anies yang sekarang menjabat Gubernur DKI Jakarta dipilih 10,83 persen responden. Sementara posisi kelima diisi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dengan dipilih 10,42 persen responden.
Tidak konsisten Meski demikian, menurut Heri, ada temuan yang tidak konsisten dalam hasil survei yang dilakukan. Sebab, dalam survei terkait latar belakang calon wakil presiden, mayoritas responden memilih tokoh agama paling cocok mendampingi Prabowo, yakni sebesar 28,20 persen.
Kemudian, latar belakang tokoh politik dipilih 17,83 persen responden dan tokoh profesional sebesar 15,40 persen.
Sementara latar belakang militer hanya dipilih sebesar 15,42 persen. Jumlah itu berbanding terbalik karena mayoritas responden memilih Gatot yang paling cocok mendampingi Prabowo.
"Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan responden tentang latar belakang tokoh nasional. Responden lebih hafal nama daripada latar belakang," kata Heri.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Survei dilakukan dengan wawancara langsung secara tatap muka pada 18 Maret hingga 21 Maret 2018.
Adapun tingkat kepercayaan dalam survei ini sebesar 95 persen. Kemudian, tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,83 persen.
Sumber: kompas