Tahayyur secara bahasa adalah mashdar dari kata tathayyara yang berarti burung. Karena bangsa Arab (sebelum datangnya Islam) yaitu, menentukan nasib sial dan nasib baik dengan menggunakan burung-burung, melalui cara yang telah mereka ketahui, yaitu dengan melepaskan seekor burung, kemudian dilihat apakah burung tersebut terbang ke kanan, ke kiri, ataukah terbang ke arah yang mendekati (kanan atau kiri).
Jika (burung tersebut) terbang ke arah kanan dia pun bernagkat (maju),(dan jika) terbang ke arah kiri, maka dia pun mundur (menahan diri untuk berangkat).
Adapun ("At-Tathayyur") dalam istilah (syariat) adalah merasa bernasib sial disebabkan karena sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui (selain dari yang dilihat atau didengar).
Perbuatan "At-Tathayyur" atau "Ath-Thiyarah" haram untuk dilakukan, karena termasuk perbuatan sirik.
"Ath-Thiyarah adalah kesyirikan, ath-thiyarah adalah kesyirikan (3 kali)." (HR. Abu Dawud)
"Ath-Thiyarah" dapat dihilangkan dengan Tawakkal Kepada Allah SWT saja. Bergantung hanya kepada Allah SWT dalam rangka mendapatkan manfaat atau menolak mudharat, serta mengiringinya dengan usaha.
Sehingga apapun yang menimpa nkita baik berupa kesenangan, kesedihan, musibah, dan yang lainnya, kita yakini bahwa itu semua merupakan kehendak-Nya yang penuh dengan keadilan dan hikmah. Rasullullah SAW mengajarkan kepada kita (umat Islam) sebuah doa yang artinya
"Ya Allah, tidaklah kebaikan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidaklah kesialan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau." (HR. Ahmad)
Dengan mengetahui perkara tersebut, kita berharap bisa lebih berhati-hati dalam menyikapi seuatu keyakinan-keyakinan yang tidak bersumber dari Al-Qur'an maupun Al-hadits.