Sering ketika kita mendapati kegagalan dan atau karena penantian yang panjang terhadap apa yang kita harapkan, menjadikan kita merasa kita putus asa dan akhirnya makin lama makin luntur dari konsistensi berdoa. Yang biasanya ketika di awal-awal harapan, kita berdoa terus-menerus dan di banyak waktu dan tempat , namun ketika doa tersebut tidak kunjung berhasil makin lama irama doa kita menjadi makin kendor dan akhirnya jarang bahkan tidak berdoa lagi.
Perilaku seperti ini mencerminkan ketidaksabaran atau ketergesa-gesaan itu justru berakibat pada tertundanya doa.
“Doa salah seorang di antara kalian pasti dikabulkan selama tidak terburu-buru (agar doanya segera dikabulkan) hingga ia berkata,”AKu telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi doaku tidak dikabulkan,” ( Bukhari ).
Maka jika apa yang kita harapkan yang tertuang dalam doa-doa kita belum terkabul, janganlah tergesa-gesa sehingga membuat putus asa dan memperlemah doa kita. Ketahuilah, meski doa kita belum dikabulkan, karena boleh jadi belum layak atau merugikan kita, tetalah Allah mengabulkannya dalam bentuk yang lain, yaitu menghilangkan keburukan-keburukan kita, bukankah hilangnya keburukan-keburukan merupakan keutamaan yang besar ?
“Tidaklah seorang Muslim yang di muka bumi ini berdoa kepada Allah dengan suatu doa kecuali Dia pasti mengabulkannya, atau menghilangkan keburukan darinya selama ia tidak berdoa untuk keburukan atau memutus silaturahim,” Seseorang berkata : “ Bagaimana jika kita memperbanyak doa?” Rasullulah SAW bersabda : “ Allah akan lebih banyak lagi mengabulkan doanya atau menghilangkan keburukan darinya,” (Tirmizi).
Demikian pula berusaha untuk meraih apa yang didoakan juga membutuhkan kesabaran. Kesabaran dalam hal ini adalah kesabaran untuk terus berusaha, meskipun belum tercapai apa yang diinginkan tidaklah menyurutkan untuk berusaha mendapatkannya. Bahkan boleh jadi memperkeras upaya untuk meraihnya.
Seringkali kita mendapat banyak orang mulai lelah untuk berusaha setelah mendapati kenyataan yang belum kunjung berhasil. Dari yang tadinya upaya maksimal karena tak kunjung berhasil menjadi mengendur sehingga upayanya tinggal ala kadarnya, atau bahkan tidak ada upaya lagi. Bahkan kadang merasa cukup telah berusaha dan mengkambing hitamkan takdir dengan menyangka bahwa Allah memang tidak mengabulkan, ini keliru.
Bahkan, seorang muslim itu harus terus menerus berusaha semaksimal diri yang mampu diusahakannya. Dan jika tidak kunjung berhasil ia bisa mengevaluasi diri mana yang harus ditambah dan mana yang perlu diperbaiki. Bahkan jika perlu ia akan berusaha untuk mencari kemungkinan dan alternative lain agar performa upayanya menjadi lebih baik. Dan dengan performa upaya yang makin baik serta didukung oleh doa yang terus menerus, Insya Allah akan dikabulkan, karena menjaga ketiganya yaitu : doa, upaya dan sabar adalah cirri orang tawakal. Dan Allah akan mengabulkan orang yang tawakal dari sisi yang bahkan ia tidak menyangkanya.
“ ................Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.65 : 2-3).