Islam menganjurkan umatnya utnuk memiliki jiwa sosial yang tinggi sebagai cerminan dari akhlaqul karimah. Salah satu dari akhlak yang mulia ini adalah menyantuni anak yatim. Dari sisi sosial, anak yatim adalah manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan kasih sayang sari sesama manusia.
Kehilangan seorang ayah bagi anak yatim adalah kondisi dimana ia harus hidup dalam kondisi tanpa sosok ayah sebagai pelindung dan pemenuh kebutuhan sehari-hari.
Anak yatim sangat membutuhkan pertolongan dan kasih sayang , karena ia tidak mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada. Oleh karena itu, menyantuni dan menyayangi mereka adalah perbuatan yang sangat mulia, hingga Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam menjanjikan surga bagi oarang-orang yang mengasuh dan menyantuni mereka. Tidak hanya itu , Nabi juga memberikan keistimewaan dan derajat tinggi bagi orang-orang ini, sebagaimana sabda Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam berikut :
" Aku dan orang-orang yang mengasuh / menyantuni anak yatim di surga seperti ini," Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya," (HR. Bukhari)
Imam Ibnu Bathal berkata : " Orang yang mendengar hadits ini wajib melaksanakannya, agar ia bisa menjadi sahabat Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam di surga. Di akhirat, tidak ada kedudukan yang lebih utama daripada itu." Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata : " Isyarat ini cukup untuk menegaskan kedekatan kedudukan penyantunan anak yatim dan kedudukan Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dan jari tengah ,"
Untuk menyantuni anak yatim tidak harus bermodal kekayaan yang melimpah. Siap saja yang mengasuh anak yatim, memberinya makan dan minum sehari-hari, maka ia akan memperoleh kedudukan surga tersebut, sebagaiman sabda Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam.
" Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumuya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga," ( HR. Abu Ya'la dan Thabrani, dishahihkan Al-Albany dalam shahih At-Targhib, 2543)
Dalam sebuah riwayat dari Daud'Alaihisalam, ia berkata " : Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang," (HR. Bukhari).
Berkah Besar Menanti
Jika seseorang mengeluh karena kerasnya hati yang tak kunjung lunak, maka menyantuni anak yatim adalah sarana yang dapat mengatasi masalah kerasnya hati. Menyantuni anak yatim merupakan model psikoterapi Islam yang diwasiatkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Diriwayatkan oleh Abu Darda', ia berkata :
"Ada seseorang laki laki yang datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengeluhkan hatinya yang keras. Nabipun bertanya : 'Sukakah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi?, maka kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi" , ( HR. Thabrani, dishahihkan Al-Albaniy dalam shahih At-Targhib, 254).