Aa Gym: Amalan Ini Nilainya Lebih Tinggi daripada Syahid [video]


Banyak umat Muslim belum mengetahui amalan yang nilainya lebih tinggi dari pada Syahid ini. Selama ini, umat Muslim mengerjakan amalan-amalan yang disampaikan maupun dilakukan secara turun temurun, ataupun yang di ajarkan di sekolah atau Madrasah.

Namun terkadang bagi sebahagian, masih melupakan inti saripati Islam yang hakiki.

Dalam Hadits yang dicatat pada HR. At-Tirmidzi pada Hadits ke 30, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu telah menjelaskan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang golongan yang paling utama di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Seorang Sahabat pernah bertanya, “Golongan siapakah yang paling utama di sisi Allah pada hari Kiamat nanti?”

Rasûlullâh menjawab, “Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.”

Mendengar itu Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu kemudian bertanya, “Wahai Rasûlullâh bagaimana dengan para pejuang di jalan Allah?”

Rasûlullâh menjawab, “Meskipun dia behasil menghujamkan pedangnya kepada orang-orang kafir dan musyrik sehingga mereka terluka dan berlumuran darah, tetap saja orang-orang yang berdzikir kepada Allah lebih utama dari dirinya (pejuang di jalan Allah).”

Kemudian selanjutnya, sabda baginda Rasûlullâh tersebut diperkuat lagi dalam HR. Ibnu Majah; Abu ad-Darda` radhiallahu ‘anhu menjelaskan tentang keutamaan Dzikrullah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini,

“Maukah aku beri tahu kalian tentang suatu amal paling baik, paling suci dalam pandangan Allah, paling tinggi tingkatannya, bahkan amal itu lebih baik dari sedekah kalian yang berupa emas ataupun perak dan lebih baik daripada saat kalian bertemu dengan musuh hingga kemudian kalian memenggal kepalanya (jihad di jalan Allah)?”

Para Sahabat menjawab, “Tentu kami bersedia, wahai Rasûlullâh.”

Rasûlullâh melanjutkan, “Amal itu adalah Dzikir kepada Allah.”

Al-Hakim Abu Abdullah dalam Kitab Mustadrak mengatakan Sanad Hadits ini Sahih.

Ada banyak sekali bentuk Dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, amalan Dzikrullah mana yang dimaksud oleh Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut..?! Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak beberapa Hadits berikut ini,

“Tiada akan datang Kiamat, kecuali kalau di muka bumi tidak ada lagi orang yang membaca Allah.. Allah..” (Dzikir dengan mengucap Allah.. Allah.. secara jelas dan tegas sebagai penangkal Kiamat jagad ini). [HR. Muslim]

Bahkan pada suatu ketika Rasûlullâh pernah membai’at dan men-talqin kepada sahabat Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang diterangkan di dalam Hadits Shahih yang Muttashil Sanad-nya, yaitu,

Rasûlullâh bersabda kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu : “Hai Ali, pejamkan kedua matamu dan tempelkan sepasang bibirmu serta lipatkan lidahmu pada langit-langit mulut dengan berdzikir Allah, Allah, Allah di dalam Lathifah dari Lathaif tujuh.” [HR. Thabrani dan Baihaqi]

Dilain waktu Rasûlullâh bersabda seperti dalam Hadits berikut ini,

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku katakan ya Rasûlullâh, manakah jalan (metodologi) yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah?”

Maka Rasûlullâh pun menjawab, “Ya Ali penting atas kamu berkenalan (senantiasa) berdzikir kepada Allah.”

Berkatalah Ali radhiallahu ‘anhu, “Tiap orang berdzikir pada Allah.”

Maka Rasûlullâh berkata, “Ya Ali, tidak ada terjadi Kiamat hingga tiada lagi tinggal di atas permukaan bumi ini, orang yang mengucapkan Allah.. Allah..” Maka Ali radhiallahu ‘anhu bertanya, “Bagaimana caranya aku berdzikir ya Rasul?”

Maka Rasûlullâh bersabda, “Pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari saya ucapan tiga kali. Kemudian ucapkanlah seperti itu dan aku akan dengarkan.” Maka sejenak Rasûlullâh mengucapkan, “Laa Ilaaha Illallah...” sebanyak 3 kali sedang kedua matanya tertutup.

Kemudian Ali radhiallahu ‘anhu pun mengucapkan kalimat “Laa Ilaaha Illallah...” seperti demikian yang dicontohkan Rasûlullâh.

Ajaran tersebut kemudian Sayyidina Ali radhiallahu ‘anhu ajarkan pula kepada Hasan Basri, dan dari Hasan Basri diajarkan kepada Al Habib Al Ajay, dari Al Habib diajarkan kepada Daud Athaiy, dari Daud diajarkan kepada Al Makruf Al Karaci dan dari Al Makruf kepada Assuraa, dan kemudian dari Assuraa kepada Al Junaid. [HR. Thabrani dan Baihaqi]

Teknik berdzikir ini sudah sejak lama diamalkan oleh para Sufi, para Wali dan para Ulama pewaris Rasûlullâh, karena sangat halus dan tingginya dzikir ini sehingga tidak semua orang bisa mengamalkannya dengan sempurna apalagi tanpa dibimbing oleh guru yang sah.

Simak video penjelasan Aa Gym mengenai amalan ini:


Dzikir ini dilakukan didalam hati, perhatikan Hadits diatas.. “pejamkan mata”, “tempelkan sepasang bibirmu”, “lipatkan lidahmu pada langit-langit mulut” lalu ucapkan “Allah.. Allah..” itu artinya bukan secara fisik kita saja yang berdzikir; namun ruhaniah kita yang dituntut untuk berdzikir dengan "mematikan" panca indra.

Pada umumnya, cara ini memerlukan latihan khusus serta bimbingan dari Guru Mursyid. Berhubung yang berdzikir adalah ruh kita, tentu gangguan ghaib juga akan banyak muncul.

Bisa jadi gangguan itu berupa Syetan yang bersosok sangat jelek atau Syetan yang mengaku Waliyullah untuk menyesatkan. Sehingga jika tidak di bimbing oleh Guru yang sah dan benar, maka bisa jadi kita disesatkan oleh Syetan.

Didalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memerintahkan kita untuk melakukan dzikir didalam hati. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ

“Dan ingatlah Tuhanmu (berdzikirlah) dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” [QS. Al-'A`raf (7) : 205]

Pada riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dzikir khafiy (dalam hati) 70 kali lebih utama daripada dzikir yang terdengar oleh para Malaikat pencatat amal.” [Al-Hadits]

Dengan membaca secara seksama Ayat dan Hadits diatas, dapat diketahui betapa tingginya amalan Dzikir yang syi'ir (dapat dirasakan) ini. Yang merupakan amalan para Wali; sang pembawa dan penyebar Islam ke seluruh Nusantara. yang kini mulai disamarkan oleh musuh-musuh Islam baik dari dalam maupun dari luar.

Marilah kita berdo'a semoga kita mendapat petunjuk dan menemukan Guru yang bisa membimbing kita secara lahir dan bathin menuju ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Sumber: muslimnetizen