BERITA-VIRAL.COM - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini meminta umat Islam Indonesia memaafkan Putri Proklamator Indonesia Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri. Sebelumnya Sukmawati telah menyampaikan permohonan maaf atas puisi "Ibu Indonesia" yang dibacakannya. Menurut Helmy, dengan permohonan maaf tersebut, kontroversi puisi Sukmawati tidak perlu diteruskan ke ranah hukum.
"Persoalan ini tidak perlu dibawa ke ranah hukum lagi, apalagi Bu Sukmawati sudah menyampaikan permohonan maaf. Kita harus memaafkannya," ujar Helmy saat dihubungi Beritasatu.com, Rabu (4/4).
Sebagai bangsa Timur dan beragama, kata Helmy, umat Muslim harus cepat memaafkan sesama yang telah mengakui kesalahannya. Manusia, kata dia, bisa saja salah dan jatuh dalam dosa.
"Karena itu, maka pintu maaf harus selalu kita buka bagi orang lain," ungkapnya.
Untuk para pihak yang sudah melaporkan Sukmwati ke polisi, Helmy mengimbau agar perlu dipikirkan lagi untuk mencabut laporannya. Dia berharap, persoalan ini diselesaikan dengan mediasi melalui silahturahmi untuk saling memahami dan memaafkan.
"(Terkait substansinya), sebenarnya tidak ada maksud bu Sukmawati menghina Islam. Hanya saja mungkin kata-kata yang digunakan kurang tepat sehingga menimbulkan kontroversi. Kita berharap, ke depan perlu hati-hati, agar pilih kata-kata yang aman dan bijak," pungkas dia.
Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri telah menyampaikan permohonan maaf yang dalam kepada umat Islam atas puisinya yang berjudul "Ibu Indonesia". Sukmawati menyadari bahwa puisinya telah memicu kontroversi, pro dan kontra di kalangan umat Islam.
"Dengan ini, dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf lahir dan batin kepada umat Islam Indonesia khususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan Puisi Ibu Indonesia," ujar Sukmawati saat konferensi pers di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (4/4).
Sukmawati menjelaskan bahwa puisi tersebut dibacanya pada saat acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018. Namun, ternyata puisi tersebut telah memantik reaksi dari sebagian kalangan umat Islam Indonesia.
"Puisi Ibu Indonesia yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema dari acara pagelaran busana yakni cultural identity, yang mana semata mata adalah pandangan saya sebagai seniman dan budayawan dan murni merupakan karya sastra Indonesia," terang dia.
Sukmawati juga menegaskan bahwa dirinya mewakili pribadi saat membawa dan membacakan puisi tersebut. Dia juga mengakui tidak ada niat untuk menghina umat Islam Indonesia dengan Puisi Ibu Indonesia.
"Saya adalah seorang muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislaman saya, putri seorang Proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi Assyaukah atau pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh," kata dia.
Sumber : beritasatu.com