Menkominfo: Jangan Pakai Medsos Kalau Enggak Penting-Penting Amat


BERITA-VIRAL.COM - Salah satu poin dari pertemuan dengan Facebook saat membahas soal penyalahgunaan data, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengimbau agar masyarakat sebaiknya tak mengakses media sosial terlebih dulu.

"Kalau memang enggan penting-penting amat, jangan pakai media sosial dulu. Tunggu seluruhnya rapi kembali," ujarnya saat bertemu dengan awak media di kantor Kemkominfo di Jakarta, Kamis (5/8/2018).

Kendati demikian, ia sebenarnya tak melarang penggunaan media sosial. Namun, Rudiantara menuturkan masyarakat harus berhati-hati soal berbagi data pribadi di media sosial.

"Kalau tidak perlu, puasa dulu lah. Nanti sampai kita atur baru dilanjutkan. Kalau memang terpaksa, harus hati-hati dengan informasi yang ingin dibagikan media sosial'" tuturnya menjelaskan.

Pria yang akrab dipanggil Chief RA ini mengatakan terkadang pengguna terlalu mudah memberi saat diminta informasi tertentu. Karenanya, masyarakat diminta untuk memikirkan kembali permintaan semacam itu.

"Jadi, masyarakat harus menimbang-nimbang apa yang ingin dibagi atau menyerahkan informasi di platform media sosialnya" ujarnya. Selain mengimbau puasa akses media sosial, Kemkominfo juga meminta Facebook menghapus aplikasi pihak ketiganya di Indonesia.

"Kami juga sudah meminta Facebook untuk mematikan aplikasi yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, terutama kuis-kuis kepribadian semacam CA. Jadi, untuk di Indonesia, kuis-kuis semacam itu dimatikan dulu," ujarnya.

Lebih lanjut Rudiantara menuturkan, pihaknya juga meminta hasil audit yang dilakukan Facebook terhadap aplikasi di platform-nya.

Dengan demikian, pihaknya dapat mengetahui apakah ada dampak penyalahgunaan data Facebook dari masyarakat Indonesia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akhirnya mengungkap hasil pertemuannya dengan Facebook hari ini. Pertemuan ini dilakukan menyusul laporan terbaru mengenai jumlah pengguna Facebook dari Indonesia yang terdampak penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica (CA).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menuturkan, dalam pertemuan itu pihaknya menegaskan bahwa media sosial, seperti Facebook harus mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia.

"Terutama untuk Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi. Karena dari kasus CA, yang menjadi perhatian adalah soal data pribadi," tuturnya saat bertemu dengan awak media di Kantor Kemkominfo di Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Pria yang akrab dipanggil Chief RA itu juga mengaku siap memberikan sanksi terhadap raksasa media sosial tersebut. Sanksi yang dimaksud dapat berupa sanksi administrasi, tapi tak tertutup pula ada sanksi pidana.

"Kami juga sudah meminta Facebook untuk mematikan aplikasi yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, terutama kuis-kuis kepribadian semacam CA. Jadi, untuk di Indonesia, kuis-kuis semacam itu dimatikan dulu," ujarnya.

Lebih lanjut Rudiantara menuturkan, pihaknya juga meminta hasil audit yang dilakukan Facebook terhadap aplikasi di platformnya. Dengan demikian, pihaknya dapat mengetahui apakah ada dampak penyalahgunaan data Facebook dari masyarakat Indonesia.


Jerat skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica semakin merambat luas.

Setelah buka-bukaan tentang jumlah data pengguna yang disalahgunakan tembus angka 87 juta, Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook pun kembali menjadi sorotan.

Meski pekan lalu Zuckerberg sudah menuliskan pernyataan resmi dan meminta maaf terkait kasus terbesar yang dialami perusahaan, suami Priiscilla Chan ini kembali 'muncul' ke hadapan publik.

Kali ini, pria yang akrab dipanggil Zuck itu muncul untuk meminta ke banyak pihak untuk diberikan kesempatan lagi untuk tetap memimpin Facebook.

“Berikan saya kesempantan lagi,” kata Zuckerberg sebagaimana dikutip dari laman Financial Express, Kamis (5/4/2018).

"Ini merupakan kesalahan yang besar. Ini kesalahan saya," tegasnya.

Ia menambahkan,"Ya, manusia pasti membuat kesalahan dan proses belajar dari kesalahan itu. Saya yang pertama mengakui, kami tidak mengambil pandangan yang luas terlepas tanggung jawab kami sebagai penyedia platform."

Sejak skandal penyalahgunaan data terungkap hingga sekarang, Zuckerberg mengakui belum ada anggota dewan perusahaan yang meminta dirinya untuk mundur dari posisi CEO Facebook.

Sumber : liputan6.com