BERITA-VIRAL.COM - Memang tak ada yang dapat mengetahui secara pasti kapan terjadinya karena merupakan masalah ghaib yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Akan tetapi satu yang pasti, bahwa kiamat adalah pasti akan datang. Dalam Alquran bahkan dituliskan bahwa kiamat bisa saja sudah dekat waktunya.
“Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah,
‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Al-A’raaf: 187)
Allah SWT juga berfirman dalam surat dan ayat yang lainnya, “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzaab: 63)
Nabi Muhammad SAW sering sekali membicarakan keadaan kiamat dengan segala kedahsyatannya. Para ulama dan wali-wali Allah pun seringkali mengingatkan akan datangnya hari kiamat yang tak lama lagi.
Di antara para wali Allah yang meninggalkan pesan akan datangnya hari kiamat, adalah Sunan Kalijaga. Seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan muslim di Pulau Jawa. Beliau memiliki kemampuan memasukan pengaruh-pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa.
Tidak heran jika kepiawaiannya dalam bersastra membuat Sunan Kalijaga menuliskan pesannya tentang hari kiamat lewat bait-bait yang mengandung isyarat dengan kandungan makna yang mendalam.
Berikut pesan Kanjeng Sunan Kalijaga dilansir laman majalahparanormal.com: ”Yen pasar ilang kumandange… Yen kali wis ilang kedunge… Yen wong wadon wis ilang wirange… Mlakuho topo lelono njajah deso milang kori, Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi, Golek wisik songko Sang Hyang Widhi…”.
Yen Pasar Ilang Kumandange - Jika Pasar Sudah Mulai Hening
Maksud dari kalimat tersebut adalah perdagangan pasar tradisional seperti zaman dahulu sudah tidak ada lagi dan tergantikan dengan mal, swalayan, bahkan toko-toko online seperti yang sedang jadi tren sekarang ini. Pasar tradisional identik dengan tawar menawar secara langsung yang menimbulkan suara ramai.
Menurut para orang tua, semua pasar di tanah Jawa ini dahulunya menggunakan sistem tawar menawar atau ijab qabul, sehingga suaranya terdengar begitu keras. Dari kejauhan bahkan terdengar seperti suara lebah yang berdengung.
Tak ada interaksi tatap muka serta tawar menawar secara langsung menandakan bahwa hubungan sosial sesama manusia sudah mulai berkurang bahkan hampir hilang**. Selain itu, meskipun sering mengunjungi pusat perbelanjaan yang didatangi banyak orang, kita tak saling kenal dan menyapa pengunjung lainnya.
Yen Kali Wis Ilang Kedunge - Jika Sungai-sungai Sudah Mulai Dangkal. Sumber Air Kering, Tak Ada Air Bersih Lagi Orang Kepanasan, Air Keruh di Mana-mana
Bukan arti sebenarnya, kalimat ini mengandung makna yang sangat dalam. Jika para ulama (orang berilmu) sudah wafat, maka tak ada lagi ilmu yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Tak ada lagi ilmu yang bisa digunakan sebagai bekal hidup manusia. Ini merupakan tanda bahwa ilmu sudah mulai dicabut dari muka bumi.
Ulama diibaratkan seperti sumber air yang menghidupkan hati-hati manusia yang gelap tanpa cahaya hidayah. Jika orang berilmu hilang dan semakin banyak orang tak berilmu menjadi pemimpin agama dan dimintai fatwa, bisa jadi ini merupakan tanda bahwa dunia sudah akan dikiamatkan oleh Allah SWT.
Yen Wong Wadon Wis Ilang Wirange - Jika Wanita Sudah Tidak Punya Rasa Malu
Tanda-tanda ini sudah banyak terjadi di dunia bahkan di Indonesia yang mayoritas muslim. Wanita lebih suka berpakaian minim, seksi, dan vulgar dibandingkan dengan menutup auratnya dengan hijab. Foto dengan pakaian terbuka tersebut diunggah ke media sosial sehingga menjadi viral. Bahkan tak jarang di acara TV ataupun media sosial pribadi mereka menceritakan aib keluarga ke banyak orang.
Mlakuho Topo Lelono Njajah Deso Milang Kori - Berjalanlah Bertapa Lelana. Bermujahadah, Susah Payah dalam Perjalanan Rohani, Spiritual (Suluk), Riyadlah, atau Perjalanan fi Sabilillah
Orang yang mau mengasah energi spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah lah yang akan selamat di hari kiamat. Selain itu, dengan melakukan perjalanan ini, maka akan menemukan hal-hal terbaik bagi diri sendiri ataupun umat Islam di akhir zaman.
Ojo Nganti/Ngasi Bali Yen Durung Bali Patang Sasi - Jangan Pulang Sebelum Kembali Empat Bulan/Masa
Karena masa empat bulan tersebut adalah masa mencari kemuliaan sehingga nantinya terbentuk sebagai manusia sejati.
Golek Wisik Songko Sang Hyang Widhi - Mencari Petunjuk, Ilham, Hidayah dan Kepahaman Rohani dari Allah yang Maha Esa
Orang yang mau melakukan hal tersebutlah yang akan selamat dalam hari kiamat, dia yang akan ditempatkan di surga dan mendapatkan cahaya dari Allah SWT.
Pesan Sunan Kalijaga ini ditujukan tiada lain kepada umat akhir zaman yang sebelumnya menyebutkan tanda-tanda akhir zaman. Beliau menyarankan untuk melakukan pendekatan kepada Allah melalui perjalanan rohani, mencari petunjuk, dan hidayah dari-Nya.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Sumber : opera.com