5 Cara Sederhana Untuk Mengetahui Subur Tidaknya Seorang Wanita


Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menikahi wanita yang penyayang dan subur.
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud. Hadits senada diriwayatka oleh An Nasa’i dan Ahmad)
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara mengetahui bahwa calon istri kita subur atau tidak, sementara dia masih gadis? Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan:
Tes KesuburanCara yang paling valid untuk mengetahui wanita subur atau tidak adalah melalui serangkaian tes kesuburan yang dilakukan oleh ahli medis (baca: dokter).
Secara umum, melalui pemeriksaan ini dapat diketahui apakah ovarium mampu menghasilkan sel telur dan melepaskannya saat ovulasi, ada tidaknya sumbatan dalam tuba dan apakah ada kelainan dalam rahim yang dapat menghambat terjadinya implantasi dan perkembangan janin.
Permasalahannya, meminta calon istri melakukan tes kesuburan adalah yang tabu dan aneh dalam budaya kita. Meskipun hasilnya paling akurat, ia tidak bisa menjadi pilihan terbaik. Bisa-bisa, malah calon istri atau keluarganya membatalkan rencana pernikahan yang telah disusun sebelumnya.
Jumlah Anggota KeluargaCara kedua ini sangat mudah dilakukan karena sangat sederhana. Untuk mendeteksi calon istri subur atau tidak, lihatlah anggota keluarganya.
“Dengan mengetahui jumlah anggota keluarganya, kita bisa mengukur seberapa besar peluang calon istri memiliki keturunan. Biasanya keturunan dari keluarga ‘subur’ jauh lebih mudah menghasilkan keturunan. Anak tunggal, dengan banyak sepupu yang juga anak tunggal bisa pula menjadi indikator,” tulis dr Egha Zainur Ramadhani dalam buku Sehat & Sukses Pranikah. Kendati demikian, peluang ini hanya sekedar prediksi, tidak sevalid tes kesuburan.
Siklus HaidCara lain untuk mendeteksi seorang wanita subur atau tidak, adalah dari siklus menstruasinya. Jika lancar, peluang kesuburannya lebih besar. Siklus ini adalah indikator terjadinya ovulasi dan hormon bekerja dengan normal.
Karenanya banyak dokter yang menyarankan pasangan suami istri yang ingin segera punya anak untuk melakukan hubungan pada proses ovulasi yang umumnya terjadi pada hari ke-16 dari sejak hari pertama siklus menstruasi atau hari ke-14 sebelum menstruasi berikutnya.
Bagaimana cara mengetahui siklus haid calon istri lancar atau tidak? Dalam budaya kita, ini juga menjadi hal yang tabu jika langsung menanyakannya. Maka calon suami bisa mengutus seorang wanita untuk menanyakan kepada calon istrinya.
Berat BadanSubur tidaknya wanita juga bisa dideteksi dari berat badan. Tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk, dapat menyebabkan kinerja hormon tidak maksimal, ovulasi menjadi tidak teratur. Terlalu kurus menyebabkan sistem bekerja minimal untuk menghemat energi yang keluar.
Sedangkan terlalu gemuk dapat menyebabkan terjadinya perubahan level hormon dalam tubuh karena estrogen tidak hanya diproduksi di dalam ovarium tapi juga dalam lemak tubuh.
Masih dalam buku Sehat & Sukses Pranikah, dr Egha Zainur Ramadhani menjelaskan, 12% masalah ketidaksuburan disebabkan oleh masalah berat badan. “Terlalu kurus atau terlalu gemuk sangat mempengaruhi kesuburan bagi wanita,” tulisnya.
Nah, untuk mengetahui calon istri terlalu gemuk atau terlalu kurus, calon suami tidak perlu mengutus orang. Sebab dalam Islam disunnahkan nazhar, melihat calon istri. Mungkin dalam istilah sekarang, melalui forum ta’aruf.
Jalannya MenarikLiputan6 pernah melansir hasil penelitian yang dilakukan Universitas Göttingen, Jerman, bahwa cara berjalan kaum wanita bisa memperlihatkan subur atau tidaknya mereka. Yang intinya, cara jalan wanita yang secara alami ‘menarik’ perhatian laki-laki merupakan salah satu indikator kesuburan mereka.
Bagaimana caranya calon suami mengetahui cara jalan calon istri? Pernah ada ikhwan yang meminta akhwat yang dita’arufkan dengannya untuk jalan. Ia ingin mengetahui cara jalan calon istrinya itu.
Entah untuk mengetahui ia subur atau hal lainnya. Hanya saja, cara ini dianggap tabu khususnya di kalangan aktifis dakwah. Lalu bagaimana? Sahabat seperti Jabir bin Abdullah dan Muhammad bin Maslamah mencontohkan, mereka mengamati calon istrinya secara diam-diam.
“Aku bersembunyi untuk memperhatikan calon istriku itu hingga aku melihat hal yang menarik bagiku untuk menikahinya,” kata Jabir bin Abdullah dalam sebuah hadits yang dikutip Ustadz Mohammad Fauzil Adhim dalam buku Saatnya untuk Menikah.
Wallahu a’lam bish shawab