Zuckerberg Akhirnya Buka Suara Soal Krisis Facebook


Zuckerberg Akhirnya Buka Suara Soal Krisis Facebook

Berita Islam 24H - Setelah ditunggu-tunggu, CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg akhirnya muncul untuk menanggapi skandal kebocoran data sekitar 50 juta user Facebook yang bikin heboh. Ia mengakui perusahaannya membuat kesalahan dan berjanji akan mengambil langkah tegas membatasi developer mengakses informasi semacam itu.

"Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data Anda dan jika kami tidak bisa melakukannya, maka kami tak pantas melayani Anda," tulisnya di akun Facebook resminya.

Zuck menyatakan perusahaan Cambridge Analytica asal Inggris, yang diduga memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan kampanye Donald Trump telah dicekal dari Facebook. Facebook juga bekerjasama dengan regulator untuk melakukan investigasi terkait permasalahan ini.

"Ini adalah pelanggaran kepercayaan antara Facebook dengan orang-orang yang membagikan datanya dengan kami dan mengharapkan kami melindungi itu. Kami perlu melakukan perbaikan," tambah Zuck.

Kepada CNN, Zuck juga meminta maaf. "Aku sungguh menyesal hal ini terjadi. Kami memiliki tanggung jawab dasar untuk melindungi data user," katanya.

Setelah anjlok drastis, harga saham Facebook naik 0,7% setelah Zuck mempublikasikan pernyataannya tersebut. Jejaring sosial terbesar dunia ini telah kehilangan valuasi sampai USD 45 miliar sejak kasus tersebut menyeruak. Kekayaan Zuck pun terpangkas drastis.

Seperti diberitakan, Cambridge Analytica adalah perusahaan yang menjalankan pengolahan data untuk kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016. Belakangan terkuak kalau perusahaan itu mungkin melakukan kecurangan dalam informasi dari whistleblower bernama Christopher Wylie mantan pegawainya.

Ia mengatakan data jutaan user Facebook dikoleksi melalui aplikasi thisisyourdigitalife, buatan akademisi Cambridge University bernama Aleksandr Kogan.

Melalui perusahaannya bernama Global Science Research yang berkolaborasi dengan Cambridge Analytica, pada awalnya ratusan ribu user dibayar untuk melakukan tes kepribadian di Facebook dan setuju data mereka dikumpulkan untuk kepentingan akademis.

Namun aplikasi itu ternyata juga mengambil data teman-teman Facebook peserta tes, sehingga akumulasinya mencapai puluhan juta data. Kemudian ternyata juga, tujuannya bukan untuk akademis. Melainkan untuk dibuat profil pengguna sehingga bisa diberi iklan politik yang tepat. [b-islam24h.com / detik]