TGB Bicara Soal Kedekatannya dengan Jokowi dan Prabowo


TGB Bicara Soal Kedekatannya dengan Jokowi dan Prabowo

Bacaan - TGH Muhammad Zainul Majdi mulai masuk bursa Pilpres 2019. Pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) kembali berbicara soal namanya yang mulai disebut sebagai capres atau cawapes.

"Harapannya baik, kalau orang mempersepsikan baik ada yang bisa kita lakukan ya kita syukuri. Bagi saya ketika ada harapan itu ya saya berbuat yang terbaik lah," ujar TGB saat berbincang di redaksi detikcom, Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (21/3/2018).

Saat ditanya sudah penjajakan ke parpol mana, TGB tak menjawab gamblang. Dia hanya menyebut terus berkomunikasi dengan berbagai elite parpol.

"Walaupun memang saya pernah di DPR 2004-2008, jadi beberapa tokoh lintas partai ya bersahabat. Sering ngobrol-ngobrol biasa. Ketika jadi gubernur 2008 sampe sekarang juga banyak tokoh-tokoh partai jadi sahabat. Jadi ngobrol-ngobrol aja lah secara umum tentang kondisi bangsa dan kerja-kerja baik yang bisa kita lakukan. Tapi tidak menjurus ya," urai Gubernur NTB itu.

Meski belum cukup tinggi, elektabilitas TGB sudah mulai terlihat di survei-survei Pilpres 2019. Dia mengaku mensyukuri namanya bisa masuk di bursa capres/cawapres.

"Bagi saya sih intinya ini kan bukan sekarang yang saya lakukan. Saya selama jadi gubernur kan sering dapat undangan. Sabtu atau minggu. Sebagian saya penuhi, sebagian tidak bisa karena ada acara sosial juga di NTB," kata TGB.

"Jadi sebenarnya perjalanan dakwah ini kan sudah 3-4 tahun. Memang semenjak masuk di survei, orang kan jadi mulai ngeh. Ini orang ngapain aja. Misalnya katakanlah safari dakwah. Safari dakwah saya dimuatin sama bobot yang lain-lain," imbuhnya.

TGB tak mau woro-woro soal safari dakwah yang dia maksud. Dia tak menyebut safarinya bersifat politik, melainkan lebih pada unsur kebangsaan.

"Saya tidak mungkin kan bilang, nanti dibilang pencitraan. Tapi ya udahlah apapun persepsinya. Saya pikir yang penting kita berkontribusi dan yang paling esensial adalah keliling saya itu selalu mengingatkan bagaimana kita menjaga antara keislaman dan kebangsaan. Itu dua hal baik yang tidak boleh kita pertentangkan di republik ini," papar TGB.

Nama TGB juga mulai disebut menjadi salah satu kandidat cawapres, baik untuk petahana Presiden Joko Widodo maupun Prabowo Subianto. Siapa yang dipilih?

"Saya nggak pernah ngebayangin di tingkat itu. Jadi ketika itu disuarakan oleh siapapun, itu suatu kehormatan besar bagi saya. Saya melihat bagaimana ke depan nanti aja," ucap TGB.

Lulusan Universitas Al Azhar itu pun berbicara mengenai kedekatannya dengan Jokowi dan Prabowo. TGB lalu bercerita soal perannya sebagai tim sukses pemenangan Prabowo saat Pemilu 2014 lalu.

"Saya dulu ketua tim pemenangan Prabowo di NTB 2014. Ketika Pak Jokowi datang pertama kali kunker, itu yang pertama kali saya sampaikan kepada presiden. Bahwa saya adalah ketua tim pemenangan Prabowo di daerah ini saat pemilu. Dia (Jokowi) ketawa aja, gitu selesai," cerita TGB.

Politikus Demokrat itu mengatakan, dia tak pernah berjumpa dengan Prabowo sekalipun saat menjadi tim pemenangan eks Danjen Kopassus itu. TGB mengaku mendapat kepercayaan dari pendukung Prabowo saat 2014 untuk jadi panglima di NTB saat pilpres lalu.

"Saya baca visi misi beliau (Prabowo). Jadi dengan membaca itu dalam tanda kutip ya punya kedekatan juga," sebut dia.

Soal kedekatan dengan Jokowi, TGB mengaku itu terjalin dengan sendirinya ketika Jokowi menjadi presiden. Masalah birokrasi menjadi hal utama.

"Kalau dengan pak presiden ya mulai 2014 sampai sekarang, saya jadi bagian dari pemerintah yang dipimpin oleh beliau (Jokowi)," tutup TGB. [detik]