Berada di belakang bandar udara Tampa Padang, Mamuju, sebuah tempat makan kecil dengan spanduk berwarna merah muda cukup menarik perhatian. Dari semua menu yang ditawarkan, sop ubi adalah menu yang membuat penasaran. Saat awal berdiri sejak 2011, warung ini sebenarnya tidak menyajikan sop ubi. Namun, menurut pengakuan Mariana Rahma, pemilik rumah makan, dirinya kemudian ingin memasukkan sop ubi ke dalam menu karena ingin memberi sesuatu yang unik bagi pelanggannya.
Dulu, ubi kayu yang dipakai dimasukkan dalam kuah sop dan dimasak sampai kuah mengental. Namun, karena tidak semua orang suka, Mariana melakukan perubahan terhadap resep. Ia memisahkan ubi kayu dari kaldunya, dan memilih untuk menggoreng ubi kayu secara terpisah. Seiring dengan waktu, ubi kayu yang digunakan dalam resep ternyata kurang disukai pelanggan. Mariana kemudian menggantinya dengan ubi manis goreng. Ternyata disukai, bahkan banyak yang membeli ubi gorengnya saja.
Beda dengan tempat lain, Mariana menggunakan ubi yang sudah mulai bertunas. Dengan begitu, ubi akan lebih terasa manis. Adonan tepungnya pun ia buat agar tipis dan renyah. Satu porsi sop ubi yang dihargai Rp 15.000 ini menjadi favorit pelanggan. Selain sop ubi, ibu beranak tiga ini juga menyajikan berbagai lauk pauk. Karena lokasinya dekat bandara, banyak karyawan bandara yang datang ke sini untuk makan siang. Sayangnya, aku Mariana, sejak ia tidak dapat tempat lagi di dalam bandara, jumlah pelanggannya sedikit berkurang. Selain itu, banyak pula yang kemudian menjual sop ubi seperti buatannya. Bahkan ada mantan karyawannya yang kemudian membuka tempat makan dengan menu yang sama.