Sering Jadi Sasaran Fitnah, Begini Kesaksian Teman Sekolah Ustadz Abdul Somad

Jamaah Ustadz Abdul Somad Lc MA (ilustrasi)


Tarbawia - Seorang teman menyampaikan pengakuan tentang dai nasional Ustadz Abdul Somad Lc MA. Lama tak bertemu, perjumpaan terjadi setelah Ustadz Abdul Somad menamatkan kuliah.





Hari itu, berdasarkan penuturan Ustadz Abdul Somad, ia beristirahat di sebuah rumah makan sepulang menghadiri acara. Tak lama kemudian, datanglah seorang kawan. Keduanya terlibat dalam perbincangan seru. Hingga makanan tandas dilahap.

Saat Ustadz Abdul Somad hendak melakukan pembayaran, sang kawan mencegahnya. Ternyata, rumah makan tersebut milik kawan sekolah Ustadz Abdul Somad. 

"Gak usah bayar. Ini rumah makan milikku." kata sang kawan.

Ustadz Abdul Somad pun urung pergi. Keduanya kembali bercerita tentang perjalanan hidup sang kawan. Ternyata, laki-laki yang saat itu memiliki 10 pembantu ini berasal dari keluarga kurang mampu. Apa yang dicapai saat ini merupakan buah dari kerja kerasnya selama ini.

"Pembantu 10. Semuanya sudah diajak umrah. Dengan istri dan anaknya, semuanya sudah pergi haji." kata Ustadz Somad menirukan pernyataan sang kawan sebagaimana disampaikan dalam ceramah di Masjid Raden Fatah Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur pada Kamis (22/3/18).





Pengakuan Sang Kawan


Dalam perbincangan tersebut, Ustadz Abdul Somad memberanikan diri bertanya kepada kawannya yang sudah sukses itu. Ia bertanya tentang kesannya selama menjadi teman di sekolah.

"Apa kesan kamu tentang saya? Selama sekolah, apa yang kamu ingat tentang saya?" kata Ustadz Somad bertanya kepad temannya.

"Kau baik, Mad." kata Ustadz Somad mengutip kesaksian teman sekolahnya itu.

Kesan baik itulah yang mendorong kawannya keluar dan menghampiri saat melihat Ustadz Somad sedang makan.

"Andai dulu kau sombong, mungkin ketika kau makan (di rumah makanku), aku gak keluar. Untuk apa nyalamin orang sombong." kata Ustadz Somad melanjutkan, mengutip perkataan kawannya.

Ustadz Somad mengingatkan, agar umat Islam berakhlak baik kepada siapa pun dan jangan menyepelekan, pun kepada kawan yang secara ekonomi tidak mampu dan penampilan biasa-biasa saja. "Jangan kita sepelekan teman kita sekarang." ungkapnya. [Tarbawia]