YASBIR - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero meraup laba bersih selama tahun 2017 sebesar Rp 4,42 triliun. Jumlah ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 45,7% atau sebesar Rp 8,15 triliun.
Direktur Human Capital Management (HCM) PLN Muhamad Ali mengatakan penurunan laba ini disebabkan adanya kenaikan biaya energi primer seperti batubara sejak akhir tahun 2016 lalu.
"Harga batubara mengalami kenaikan yang signifikan sejak akhir tahun 2016, padahal 58% produksi listrik PLN berasal dari energi primer batubara. Pada Tahun 2017, biaya pokok produksi PLN naik Rp 16,46 triliun akibat kenaikan harga batubara yang menyesuaikan dengan harga HBA pasar," kata Ali dalam paparan laporan keuangan PLN 2017, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Selama tahun 2017, beberapa kondisi makro yang mempengaruhi tarif tenaga listrik sesuai Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 18 Tahun 2017 yaitu kurs dollar Amerika, Indonesia Crude Price (lCP), dan lnflasi mengalami kenaikan dibanding dengan acuan APBN.
Selain itu, PLN telah mempertahankan tarif serta mengendalikan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) di tengah perubahan asumsi makro, serta kenaikan harga gas dan batubara tersebut.
PLN melakukan sejumlah efisiensi operasional untuk bisa membantu kondisi keuangan perusahaan tetap positif. Dalam kurun waktu 2015-2017, secara kumulatif penambahan pinjaman PLN sebesar Rp 83,6 triliun, jauh lebih rendah dibanding tambahan penyerapan investasi sebesar Rp 190,7 triliun.
Selama tiga tahun terakhir (2015-2017), PLN berhasil memberikan kontribusi fiskal kepada negara sebesar Rp 239,5 triliun yang terdiri dari peningkatan pajak dan deviden sebesar Rp 96 triliun dan penghematan subsidi sebesar Rp 143,5 triliun.
Total aset PLN selama tahun 2017 meningkat menjadi Rp 1.335 Triliun rupiah atau meningkat 250% dari tahun 2014.
"Peningkatan yang signifikan tersebut dllakukan setelah adanya revaluasi asset tahun 2015 dengan tujuan untuk menlngkatkan kemampuan pendanaan PLN," katanya.
Sementara pendapatan usaha meningkat menjadi sebesar Rp 255,29 triliun atau naik 14,6% dari tahun sebelumnya. Pendapatan usaha perseroan meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan penjualan sebesar 7,1 TWh selama tahun 2017 dibanding tahun 2016.
"Seiring dengan pertumbuhan produksi listrik tersebut, beban usaha perusahaan tahun 2017 naik sebesar Rp 21,02 triliun atau 8,30% menjadi Rp 275,47 triliun," tuturnya.
Sumber : detik.com