YASBIR - Facebook telah menjadi salah satu media sosial besar di dunia. Diciptakan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, pria berusia 33 tahun itu pun masuk dalam deretan orang terkaya di dunia.
Sayangnya Facebook baru saja terkena masalah. Facebook mendapat pemeriksaan dari badan pengawas privasi Amerika Serikat. Badan pengawas menduga Cambridge Analytica (perusahaan pengolah data) mendapat 50 puluh juta data pribadi pengguna Facebook di 2016.
Cambridge Analytica disebut menggunakan data tersebut untuk membantu terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Cambridge Analytica juga dikabarkan menggunakan data pengguna Facebook untuk membantu proses pemilihan umum di Inggris.
Kasus ini berdampak buruk untuk saham Facebook. Dua hari setelah kasus bocornya data pengguna diketahui publik, saham Facebook langsung anjlok hingga 6,8% yang bisa menyebabkan mereka kehilangan US$ 60 miliar atau lebih dari Rp 825 triliun.
Rupanya itu bukan akhir. Dilansir dari CNNMoney, saham Facebook turun lagi setelah Mark Zuckerberg setuju untuk memberikan testimoninya sebelum US Congress dalam minggu ini. Setelah kabar Mark akan memberikan testimoni, saham Facebook kembali turun.
Terhitung sejak kasus penyalahgunaan data ini terungkap kepada publik pada 16 Maret lalu, total saham Facebook turun hingga 18%, yang sama dengan mereka kehilangan US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1099 triliun. Turunnya saham Facebook ini juga bisa membuat Mark kehilangan kekayaan hingga US$ 14 miliar atau lebih dari Rp 192 triliun.
Salah satu penyebab kenapa saham Facebook turun adalah para investor takut kalau Facebook akan mendapat peraturan lebih ketat dari AS dan negara lainnya gara-gara kasus dengan Cambridge Analytica ini.
Sumber : bintang.com