Yaqut Cholil Qoumas dan Nusron Wahid |
Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta maaf atas kejadian sekelompok Banser yang menyanyikan lagu Ya Lal Wathan saat sa'i.
Ia menegaskan, kejadian itu spontanitas, tanpa direncanakan apalagi bermaksud mengacaukan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Arab Saudi.
Ia menegaskan, kejadian itu spontanitas, tanpa direncanakan apalagi bermaksud mengacaukan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Arab Saudi.
"Akan tetapi, jika memang itu mengganggu hubungan diplomatik dua negara, tentu kami mohon maaf." kata Yaqut seperti dilansir Detik, Rabu (28/2/18).
Menanggapi permintaan maaf Ketua Umum GP Ansor ini, netizen menyikapinya secara beragam. Beberapa komentar bahkan dinilai mengejutkan.
"Para petugas tidak menegur karena saat itu anda sedang bribadah. Mereka takut mengganggu orang yang beribadah. Difoto dan direkam sebagai alat bukti laporan." kata Rudi Hartono.
"Perbanyaklah membaca dan kurangilah membeo yang tidak betul. Spirit supporter bola yang dibawa dalam ibadah." tegas Wayang menanggapi.
"Dengan alasan dan penjelasan apa pun, buat saya, ini tidak dibenarkan. Masjidil Haram adalah Rumah Allah, sudah selayaknya kita kedepankan adab dan etika pada Allah dan rumah-Nya. Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Yang saya tahu, ormas Ansor adalah ormas yang tahu bagaimana menjaga sikap dalam beragama.. Jangan pusing soal hubungan diplomatik, yang harus dipusingkan adalah etika dan sopan santun pada Allah." kata Danny Indrawardhana.
"Sebaiknya jika kita sedang menjalankan ibadah umrah atau haji, konsentrasi saja dengan syarat dan rukunnya. Jangan suka ditambah-tambah dengan hal yang tidak ada kaitannya dengan ibadah tersebut." ujar Yanizar Matropi.
Akibat kejadian ini, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi di Jeddah mendapat teguran. Pasalnya, Kerajaan Arab Saudi menolak semua jenis politisasi yang diselipkan dalam ibadah haji dan umrah.
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Republik Indonesia di Jakarta, Osama bin Muhammad Al-Shuaibi juga menyatakan, hal itu tidak sepatutnya ada karena berpotensi menimbulkan kegaduhan. Ia menyarankan agar seluruh pelaku ibadah umrah dan haji memperbanyak dzikir kepada Allah Ta'ala. [Tarbawia]