Al-Anfal Ayat 35: Balasan Mengerikan Bagi yang Bersiul dan Tepuk Tangan di Sekitar Ka'bah



Pada masa awal penyebaran Islam di Makkah Al-Mukarramah, ada sekelompok manusia yang beribadah dengan bersiul dan bertepuk tangan di sekitar Ka'bah. Dan ternyata, kelompok ini dijanjikan balasan yang mengerikan dari sisi Allah Ta'ala.





 وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ الْبَيْتِ إِلَّا مُكَاءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ

"Dan shalat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (Qs. Al-Anfal [8]: 35)

Di dalam Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim, Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini dengan mengutip pendapat sahabat mulia 'Abdullah bin 'Abbas. Yang dimaksud dengan ayat ini adalah orang kafir Quraisy yang melakukan thawaf di sekeliling Ka'bah tanpa pakaian sembari bersiul dan bertepuk tangan.
Allah Ta'ala memberikan balasan berupa siksaan yang sangat pedih lantaran kekafirannya.

"Yang dimaksud azab," tulis Imam Ibnu Katsir mengutip pendapat Imam Adh-Dhahhak, Ibnu Juraij, dan Muhammad bin Ishaq, "ialah apa yang menimpa mereka pada Perang Badar berupa pembun*han dan penawanan." 




Ahli Tafsir Nusantara, Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau masyhur dengan panggilan Hamka, menjelaskan ayat ini dengan mengatakan, "Ada yang bersiul, ada yang bertepuk tangan, sehingga sifat ibadah hilang sama sekali."

Perbuatan mereka, lanjut Hamka, bertujuan mengacaukan ibadah yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan merusak kesucian Ka'bah.

"Karena hendak mengejek dan mengacaukan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  yang sedang shalat atau mereka ingin merusak ketenteraman beribadah di rumah yang suci." lanjut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar Surat Al-Anfal [8] ayat 35.

Dalam perjalanan sejarah, mereka mendapatkan siksa berupa kekalahan telak di Perang Badar. Sebagaimana dialami Abu Lahab dan para kawan karibnya.

"Terbunuhya mereka meninggalkan kesan yang mendalam sekali dalam hati yang tinggal, sehingga Abu Lahab mati, terguncang jantungnya setelah menerima berita kekalahan di Badar itu." tegas Hamka. [Tarbawia]