وَأَنَّاكُنَّنَقْعُدُمِنْهَامَقَاعِدَلِلسَّمْعِفَمَنيَسْتَمِعِالْآنَيَجِدْلَهُشِهَابًارَّصَدًا
Artinya :
" Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya), tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)," (QS. Al-Jin:9)
Banyaknya fenomena mendatangi dukun / paranormal untuk berbagai keperluan seperti tujuan ingin kekayaan secara instant, ingin mendapatkan kesaktian, mengobati penyakit ataupun berbagai alasan lainnya sering kita jumpai di sekeliling kita, mereka mempertaruhkannya pada seorang dukun yang mereka anggap bisa mengetahui sesuatu hal yang akan terjadi di masa mendatang. Segala hajatpun tak sedikit yang selalu bersinggungan dengan praktik perdukunan, seperti judi, pengasihan, perjodohan, ramalan bintang ( astrologi), kekayaan, dll.
Jin Buta ghaib
Dalam hal ini Ibnu Katsir menjelaskan dengan mengawali penjelasan ayat ke-8 surat Jin, bahwa Allah SWT mengabarkan tentang jin tatkala Dia mengutus Rasul-Nya SAW dan menurunkan Al-Qur’an Kepadanya. Diantara bentuk pemeliharaan terhadap Al-Qur’an adalah bahwasanya di langit itu dipenuhi dengan penjaga-penjaga bengis yang menjaga dari segala penjuru dan akan mengusir syaitan dari tempat-tempat duduknya sebelum itu agar mereka tidak menguping sedikitpun dari Al-Qur’an, yang kemudian akan disampaikan melalui lidah para dukun sehingga terjadi kerancuan dan pencampuradukan, sehingga tidak diketahui siapa yang benar. Dan hal ini merupakan bentuk kelembutan Allah SWT terhadap makhluk-Nya, rahmat bagi hamba-Nya, sekaligus penjagaan bagi kitab yang mulia.
Oleh karena itu Jin berkata seperti di Surat al-Jin : 9 bahwa Jin tidak mengetahui apa yang telah terjadi di langit, dan juga tidak mengetahui apakah keburukan yang terjadi pada penduduk bumi ataukah Rabb mereka menghendaki petunjuk bagi mereka. Dan demikian itu termasuk salah satu etika mereka dalam mengungkapkan isi hati, dimana nereka menyandarkan keburukan selain pelaku kebaikan dan menisbatkan kepada Allah SWT.
Dukun menurut Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan dalam kitab Aqidatut Tauhid, adalah seseorang yang mengaku mengetahui hal-hal ghaib.. Seperti, dirinya mengaku menegtahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di muka bumi ini. Mengaku mengetahui pula tempat barang-barang yang raib. Ini semua bisa dilakukan lantaran sang dukun meminta bantuan para setan yang mencuri dengar (menyadap) berita dari langit seperti apa yang telah disebutkan dalam ayat di atas.
Jin Kadang berhasil kadang gagal
Sepertinya halnya dalam peristiwa di awal, bahwa perkataan dukun yang telah bekerjasama dengan jin benar terjadi pada masa setelahnya. Namun benarkah demikian bahwa jin mengetahui betul tentang ghaib, dan hal yang belum terjadi ? dalam Hadits Abu Hurairah berikut diterangkan lebih rinci tentang firman Allah pada surat Jin di atas, SAW bersabda :
“ Apabila Allah menetapkan sesuatu ketetapan di langit maka para malaikat mengepakkan sayap mereka karena tunduk terhadap firman-Nya, seperti layaknya suara rantai yang digesek di atas batu. Setelah rasa takut itu dicabut dari hati para malaikat, mereka bertanya-tanya : “ Apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian ?” Malaikat yang mendengar menjawab ,” Dia berfirman yang benar. Dan dia Maha Tinggi lagi Maha Besar,” Bisikan malaikat ini didengar oleh jin pencuri berita. Pencuri berita modusnya dengan ‘pundi-pundian’ (jin yang di bawah menjadi penopang bagi jin yang di atasnya, bertingkat terus ke atas ). Jin yang paling atas mendengar ucapan malaikat, kemudian disampaikan ke jin bawahnya, dan seterusnya hingga jin yang paling bawah menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun. Terkadang mereka mendapat panah api sebelum dia menyampaikan kepada dukun, dan terkadang berhasil disampaikan sebelum terkena panah api. Kemudian dicampur dengan 100 kedustaan (sehingga ada 1 yang benar). Orang mengatakan, bukankah pak dukun telah mengatakan demikian dan dia benar ? Akhirnya sang dukun dibenarkan dengan satu kalimat yang benar yang dicuri dari langit,” (HR. Bukhari 4800)
Maka jelas bahwa apa yang disamapaikan oleh dukun bahwa ia bisa mengetahui perkara yang ghaib karena mereka telah bekerjasama dengan jin. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan,” Sesungguhnya hanya Allah SWT saja yang mengetahui perkara ghaib, maka barang siapa mengaku menegtahui perkara ghaib maka ia telah menjadi sekutu bagi Allah, baik berupa perdukunan, ramalan, dan sejenisnya. Atau barang siapa yang membenarkan perkataan tersebut maka ia telah menjadikan sekutu bagi Allah dalam kekhususan-Nya, dan ia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya.