4 Golongan Orang-orang Yang Memilih Allah Saja


Siapapun kelak yang dihisab pasti akan mendapatkan adzab (kecuali mereka yang hisabnya dimudahkan), entah itu adzab lamanya menunggu hisab atau adzab karena setelah dihisab dia berdosa dan ditakdirkan mendapatkan siksa di neraka.

Dengan demikian tentu semua orang muslim berlomba-lomba untuk tidak terkena hisab, dan ternyata ada banyak golongan umat Islam yang kelak di akhirat tidak dihisab dan langsung masuk surga tanpa hisab. Siapa mereka ? Berikut sabda Nabi Muhammad perihal 4 golongan umat Islam yang langsung masuk surga tanpa hisab:



Pertama, mereka  yang tidak minta untuk diruqyah atau dijampi-jampi, entah sebab karena kerasukan jin atau minta diruqyah karena menderita sebuah penyakit. Hal ini berbeda jika misalnya ada orang yang mendatanginya dan meruqyahnya, maka yang demikian ini tidaklah mengapa.

Kedua, mereka yang tidak meminta di kay. Kay adalah pengobatan ala Arab Kuno yang sampai sekarang masih dilestarikan, konon pengobatan ini adalah penyembuh untuk segala penyakit, pengobatan ini dengan cara besi dipanaskan sampai kadar panas tertentu yang melebihi panasnya setrika. Biasanya selain kulit melepuh penyakit yang diderita juga sembuh. Adapun mereka yang melakukan kay akan dihisab berdasar hadits ini.

Ketiga, mereka yang tidak pernah melakukan tathayyur. Tathayyur adalah merasa pesimis, merasa bernasib sial, bernasib buruk karena melihat burung atau binatang lainnya atau apa saja yang dianggap sebagai suatu pertanda. Ini adalah kebiasaan masyarakat jahiliyah Arab, bahkan dikisahkan ada orang yang hamper tidak pernah keluar rumah  karena selalu merasa sial setelah melihat burung terbang kea rah kiri. Dan tradisi ini juga banyak dijumpai di Indonesia, misalnya merasa aka nada yang meninggal ketika mendapati burung gagak berkicau di atas sebuah rumah.

Keempat, mereka yang hanya kepada Rabbnya berserah diri. Yang keempat ini adalah gabungan dari tiga golongan di atas, golongan yang keempat ini merupakan perpaduan dari tiga di atas, mereka tidak akan menyandarkan kepada makhluk akan hasil apa yang dikehendaki, akan tetapi ia serahkan semuanya kepada Allah SWT. Jika menyerahkan kepada makhluk, itupun yang bersifat bahwa si makhluk itu mampu, bukan yang tidak mampu seperti kepada ahli kubur. Dan itu juga, mereka hanya menyerahkan sebab-sebab berlakunya takdir dan bukan takdir atau hasil dari apa yang mereka harapkan.