“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang nyogok dan penerima sogok.” (HR. Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, dan dishahihkan Al-Albani)
Risywah (suap/sogok) adalah pemberian sesuatu dengan tujuan membatalkan suatu yang haq atau untuk membenarkan suatu yang batil. Al-Fayyumi rahimahullah mengatakan bahwa risywah (suap/sogok) secara terminologis berarti pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau selainnya untuk memenangkan perkaranya dan memenuhi apa yang ia inginkan. Sedangkan Ibnu Al-Atsir rahimahullah mengatakan bahwa risywah (suap/sogok) ialah sesuatu yang bisa mengantarkan seseorang pada keinginannya dengan cara yang dibuat-buat (tidak semestinya).
Masih banyak disekitar kita yang melakukan praktek suap. Praktek tersebut bukan hanya terjadi dikalangan pejabat yang berskala besar saja namun banyak juga dilakukan pada skala kecil. Seseorang tidak jarang memberikan uang sogokan atau sejenisnya demi tercapainya keinginan. Contoh praktek suap yang saat ini sering terjadi adalah agar diterimanya pekerjaan, bisa lulus dengan mudah di perguruan tinggi bahkan lulus dalam sebuah jabatan.
Rasulullah SAW dalam hadits diatas dengan tegas menyebutkan bahwa orang yang menyogok maupun si penerima sogok akan dilaknat. Seseorang yang ingin dengan mudah diterima kerja kemudian ia memberikan sejumlah uang kepada orang yang berwenang agar permintaannya dikabulkan tanpa memperhatikan kriteria yang lain. Sementara itu dari sekian banyak pelamar, pastinya ada orang yang kompeten dan lebih pantas untuk mengisi pekerjaan tersebut. Namun karena salah satu pelamar memberi sogokan, maka dialah yang mendapatkan pekerjaan tersebut.
Kasus lain yang juga sering terjadi adalah, orang yang hendak melamar di sebuah perusahaan atau pabrik diharuskan membayar sejumlah uang agar mudah diterima di perusahaan tersebut. Jika dipikir dengan akal sehat, bukankah kita bekerja untuk mendapatkan uang? (secara sederhananya kan seperti itu). Maka sangat tidak perlu menyogok tetapi kemudian kita akhirnya capek dan diperas juga dalam pekerjaan tersebut.
Mencari karunia Allah dimuka bumi ini salah satunya dengan bekerja. Rezeki itu berasal dari Allah. Lalu bagaimana mungkin sesuatu yang berasal dari Allah kita minta dengan jalan yang dilarang?. Jelas sekali jika melihat dalam prakteknya sogokan itu merugikan, baik dirinya maupun pihak lain. Lebih tegas lagi Rasul melaknat praktek tersebut. Maka sesungguhnya masih banyak cara agar bisa mendapat pekerjaan dengan cara yang baik dan halal. Wallahu’alam.
Baca juga: Takut Kepada Allah Karena "Lulus Nyogok", Polisi Ini Tinggalkan Seragamnya & Mulai Berdakwah
Sumber: islampos