Menjelang berakhirnya zaman ini, akan datang sesosok manusia yang membawa malapetaka. Dialah Dajjal, orang yang menunjukkan pada kebenaran padahal sejatinya itu jalan yang salah. Hanya orang-orang yang tak mampu menguatkan keimanannya saja yang mampu tergoda olehnya.
Layaknya manusia biasa, Dajjal pun memiliki suatu hal yang disenangi dan ditakuti. Jika kita berbicara tentang kesenangannya, mungkin itu sudah biasa, yakni ia sangat senang jika banyak orang yang mengikuti jejaknya. Lalu, apa ya yang ditakuti olehnya?
Adanya al-Malhamah berupa jatuhnya meteor ke bumi, menyebabkan ledakan yang dahsyat sehingga debu-debu berterbangan membentuk kabut/ asap atau dukhan. Hal inilah yang menyebabkan Dajjal menjadi cacat dan pasukannya hancur lebur di medan Armageddon. Inilah janji nubuat yang paling ditakuti Dajjal. Oleh karena itu, ketika Rasulullah ﷺ mendatangi Ibnu Shayyad untuk menguji apakah dia Dajjal atau bukan, maka Rasulullah menanyakan tentang perkara dukhan (kabut).
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan bahwa Abu Dzar RA berkata, “Kemudian Rasulullah bertanya kepadanya (Ibnu Shayyad), ‘Sesungguhnya saya menyembunyikan sesuatu kepadamu.’ Dia (Ibnu Shayyad) berkata, ‘Engkau menyembunyikan bagian depan hidung dan mulut kambing serta ad-dukh (asab) kepadaku’.” Kata Abu Dzar, “Ia hendak mengucapkan ad-dukhaan (asap/kabut) tetapi tidak dapat, lalu ia mengucapkan ad-dukh, ad-dukh.”
Yang dimaksud dengan ad-dukhan di sini adalah firman Allah SWT dalam Al-Quran surah ad-Dukhan ayat 10-12, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut (dukhan) yang nyata. Yang meliputi seluruh manusia. Inilah azab yang pedih.”
Teks hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah mengetahui tentang hakekat Dajjal. Rasulullah sangat memahami bagaimana menguji seseorang itu Dajjal atau bukan, yaitu dengan menanyakannya tentang dukhan . Terlepas bahwa Ibnu Shayyad itu Dajjal atau bukan, bahwa perkara yang paling ditakuti Dajjal adalah munculnya dukhan. Dengan munculnya dukhan inilah, maka Dajjal menjadi ‘terhapus’ (cacat), yaitu buta sebelah, terdapat tulisan kafir di dahinya. Oleh karena itu, Dajjal dinamakan Almasih ‘terhapus’ karena Dajjal terhapus, yaitu terhapus fisiknya dari normal menjadi cacat.
Begitu juga seluruh orang kafir serta orang Yahudi yang berada di Khurasan. Tubuh mereka dari kepala sampai kaki mengalami pembengkakan. Sebagaimana disebutkan dlam hadis riwayat Ahmad bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Dajjal akan keluar di bumi bagian timur yang disebut Khurasan. Ia takuti oleh beberapa oleh beberapa kaum yang wajah mereka seperti perisai yang dipukuli.”
Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa Dajjal akan muncul dari Khurasan dengan diikuti oleh beberapa kaum yang wajahnya seperti perisai yang dipukuli. Maksud dari kalimat wajahnya seperti perisai yang dipukuli adalah menggambarkan bahwa wajah mereka bengkak-bengkak akibat al-Malhamah dan dukhan. Bekas bengkak-bengkak di seluruh tubuhnya itulah yang ketika sembuh menyebabkan wajah mereka bengap, seperti habis dipukuli, benjol-benjol.
Kemunculan Dajjal dalam keadaan cacat yang disebabkan dukhan dari al-Malhamah tersebut sesuai dengan hadis riwayat Muslim dan Ahmad dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Dajjal akan kaluar karena suatu kemarahan.” Artinya, Dajjal akan keluar karena adanya kemarahan. Yang dimaksud kemarahan di sini adalah al-Malhamah (huru hara besar sebelum kiamat/ kemarahan besar).
Sumber: islampos