KERUPUK KEMPLANG 301 - PALEMBANG : Pilihan Oleh-Oleh Dari Palembang




Berdiri sejak 1999, toko kerupuk kemplang 301 sebetulnya merupakan toko yang dibuka Hasan untuk meneruskan usaha orangtuanya, Ali Husin yang kini telah meninggal, dan istrinya Juliana Husin. Sejauh mata memandang, sejak dari luar toko sampai masuk ke dalamnya, dari rak teratas sampai bawah, terlihat kemplang berjejer rapih. Di toko ini, beragam bentuk dan ukuran kemplang bisa anda temukan. Mulai dari bentuk lonjong, bulat, keriting kecil, bintang, bahkan yang teksturnya lebih padat dan keras yang disebut badak. Ukurannya pun dari yang kecil sampai diameter 40 cm dengan berat lebih dari 500 gram. Anda bisa memilih kemplang goreng, panggang, oven, atau bahkan yang masih mentah. Kemplang yang dimasak dengan oven menghasilkan tekstur retak-retak di seluruh permukaannya.

Oleh karena itu, kemplang oven disebut juga kemplang retak seribu. Ketika dimakan, teksturnya lebih lembut dibanding yang digoreng atau panggang. Kemplang oven menggunakan bahan baku ikan putak dan tenggiri. Sementara, kemplang goreng sedikit lebih merepotkan karena harus digoreng dua kali dalam wajan yang berbeda. Yang satu menggunakan panas sedang, satunya lagi lebih panas. Kemplang goreng dan kemplang panggang menggunakan ikan belida, tenggiri, dan gabus. Kemplang tenggiri harganya per 250 gram Rp 15.000, putak Rp 20.000, gabus Rp 14.000. Sedangkan dua kerupuk dari ikan belida asli harganya Rp 37.000 per bungkus. Kerupuk goreng bisa tahan hingga tiga minggu, sedangkan yang panggang dan oven lebih dari sebulan.


Dari semua kerupuk yang dijual di 301, yang menjadi favorit adalah kemplang goreng berukuran kecil karena praktis dibawa keluar kota sebagai oleh-oleh. Banyaknya acara dan kegiatan yang diadakan di Palembang membuat 301 sering dikunjungi tamu dari luar kota, termasuk para artis ibukota, di antaranya Paramitha Ruasady, Tessa Kaunang, Nadine Chandrawinata, Hengky Kurniawan, Fenita dan Arie Untung, dan sebagainya. Selain itu, mereka juga menerima pesanan dari luar kota. Paling jauh mereka pernah kirim ke Timika. Kerupuk 301 menurut para pembelinya lebih enak karena tidak berbau amis. Saat ramai, ratusan bungkus kerupuk bisa habis terjual.

Ketika memulai usaha kerupuk kemplang ini, Ali Husin menjajakannya dari satu kampung ke kampung yang lain. Setelah makin banyak pelanggan, Kemplang yang dibuat istrinya itu lalu dititipkan ke warung-warung. Karena usahanya makin besar, ia lalu membuka toko sendiri dengan nama 601, sesuai nomor rumah yang dipakai. Sekarang usaha itu sudah diteruskan oleh anaknya yang lain. Sementara Hasan, anak bungsu Ali, pun turut mengikuti jejak ayahnya membuka usaha kemplang. Ia memberi nama tokonya 301. Karena kebetulan ia anak ketiga, maka agar lebih mudah dipakai saja angka 301. Hasan sendiri memang sudah sejak kecil mempelajari cara membuat kerupuk kemplang.