Samudi adalah generasi kedua yang kini menjajakan Bubur Sop Ayam di Jalan Tentara Pelajar, Cirebon, Jawa Barat. Bubur berbahan dasar beras ini memang unik dan hanya dapat ditemui di Cirebon. Selain berkuah sop, bubur bertabur kol, bihun serta tomat, yang membuat bubur terasa segar. Samudi bercerita, ayahnya berjualan bubur sop sejak tahun 1980. Saat ini ayahnya sudah sepuh lalu usaha ini kemudian diterukan anak-anaknya, termasuk Samudi.
Samudi bersyukur hingga kini popularitas bubur yang hanya muncul sejak sore sampai malam ini tak pernah surut. Karena buka sampai malam, banyak anak-anak muda sering menjadikan warung buburnya ini sebagai tempat nongkrong. Bila sedang ramai, Samudi bercerita dalam sehari bisa menghabiskan 9 sampai 10 kilogram beras dan ayam sampai 40 kilogram.
Dijual dengan harga Rp 12.000 per porsi, Samudi hanya berharap usahanya dapat terus bertahan. Memang kini banyak penjual bubur sop lain, tapi bubur yang ada di warungnya ada sedikit perbedan karena ada tambahan taoco dalam racikan bumbunya. Taoco memberikan rasa yang sedikit berbeda dan membuat bubur semakin gurih. Anak bungsu dari empat bersaudara ini juga saat memasak bubur masih memakai tungku arang, guna mempertahankan tradisi dan rasa. Bila diubah, takut ada pelanggan yang protes.
Buka sejak pukul 17.00 WIB sampai habis, Samudi yang juga ayah tiga anak ini, mulai berpikir untuk melebarkan usahanya di tempat lain. Ada pelanggan yang mengajaknya membuka cabang di Jakarta. Namun, sampai saat ini ia masih memikirkan mana jalan terbaiknya.